Ilmu ini merupakan subspesialistik yang menjadi populer saat penentuan waktu kematian dianggap penting pada investigasi kriminal. Maka dari itu penting sekali jika ada kerjasama antara patologi, entemologi, ahli forensik, toksikologi, serologi, meski[pun demikian tampaknya entemolog kurang mendapat tempat. Penggunaan ilmu forensik entemologi post mortem adalah bahwa invasi oleh hewan dapat ditentukan dari siklus hidupnya. Spesialis arthopoda dapat membentuk koloni pada mayat dalambeberapa periode setelah kematian. Siklus hidup ini dapat digunakan untuk memperkirakan waktu kematian dengan mempelajari sctadium nya. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti iklim dan geografi. Di tangan seorang ahli temuan ini dapat menjadi informasi yang sangat berguna untuk memperkirakan waktu kematian. Metode ini telah dipakai sejak pertengahan abad 18 seperti pada publikasi yang dilakukan oleh Megun ‘faune de cadaver’ pada tahun 1984. Saat ini telah banyak publikasi mengenai entemologi forensik, meskipun sebenarnya beberapa publikasi tersebut tidak memrlukan interprestasi dari ahi zoologi untuk mengidentifikasi spesies hewan yang terlibat.Ahli entemologi mempunyai penegtahuan mengenai lingkungan tempat mayat ditemukan maka dari itu sebaiknya ia mendatangi sendiri tkp nys. Selain itu ia juga dapat memperkirakan cuaca dan temperature terutama saat mayat ditemukan karena siklus hidup dari beberapa serangga sangat dipengaruhi oleh cuaca.
Serangga yang sering ditemukan pada mayat yang masih segar adalah Blowflies genus diptera yang tersebar luas diseluruh dunia. Yang lainnya adalah bluebottless, greenbottless, dan huosefly. Bluebottles (Calliphora) adalah yang termasuk sering ditemukan terutama Calliphora vicinu robineau desvoidy (Calliphora erythrochepalameigen) yang suka menginvasi mayat. Serangga ini berukuran 6-14 mm dengan abdomen berwarna biru seperti iris
Serangga ini tidak terbang pada malam hari, dan telurnya diletakan hanya pada siang hari artinya jika ada mayat yang ditemukan pada malam hari atau pagi hari yang mengandung telur serangga ini, maka hampir dapat dipastikan bahwa korban meninggal pada hari sebelum ditemukan. Serangga ini juga tidak suka terbang pada cuaca yang dingin kecuali jika matahari bersinar cerah dan ahri tidak turun salju. Jika suhu, 12 oC serangga ini tidak akan meletakan telurnya, selain itu hujan juga akan mencegah serangga ini untuk bertelur. Bluebottles lebih menyukai mayat segar dari pada yang telah lama membusuk dan akan segera meletakan telurnya sesaat setelah kematian yang dapat menjadi petunjuk waktu kematian. Bahkan mungkin saja telur diletakan pada saat korban masih hidup. Serangga ini dapat meletakan telur sebanyak 300-2000 telur yang tersebar dalam 30-50 kelompok telur. Telur diletakan pada area yang lembab seperti kelopak mata, kantus mata, lubang hidung, mulut, bibir, genital dan anus. Bahkan da[pat pula membentuk koloni pada luka terbuka atau kulit yang mengalami abrasi. Telur berwarna kuning berbentuk seperti pisang dengan ukuran 1,7 mm.
Ada banyak literatur yang menyediakan informasi mengenai invasi seranggapada mayat yang mencakuplingkungan terutama temperatur dan siklus hidupnya. Laporan dr. Nouverta dan teman-temanya pada tahun 1967 yang berjudul ‘Crimes do not occur under eksperimental conditions and standarized food supples. Fies asmedicolegals indicatorsmust therefore be used in conjuctions with the records of meteorological conditionsexiting at the times subsequent to the presumed crime’ Publikasi yang lain adalah oleh Glaister dan Brash yang harus ditelaah secara hati-hati.
Bluebottle dewasa mulai meletakan telur 4-5 hari setelah menetas dari pupa. Telur tidak akan menetas jika suhu < 4oC tapi akan menetas 6-7 0C dalam waktu 8-14 jam.
Maggots akan mencoba untuk memasuki tubuh pada stadium larva melalui lubang-lubang tubuh. Maggots menghasilkan enzym proteolitik yang akan mempermudah penetrasi. Larva akan menetap untuk 8-14 jam kemudian akan mengalami perubahan dala 2-3 hari. Maturasi final akan terjadi setelah perubahan 3 kali, setelah kira-kira 6 hari berada dalam tubuh akan bermigrasi ke tempat lain misalnya tanah atau dapat sampai ke bawah karpet untuk menjadi pupa yang terbungkus dalam kapsul coklat dan dalam 12 hari kemudia akan menjadi lalat dewasa dan akan memulai siklus hidup yang baru. Jadi dibutuhkan sekitar 18-24 hari.
Lalat rumah (Musca domestica) sangat berbeda dengan spesies diatas, lalat ini lebih suka meletakan telurnya di sampah atau bahkan kadaver. Telurnya kecil, berwarna putih dan akan menetas dalam waktu 8-12 jam, metamorfose pertama akan terjadi dalam waktu 36 jam yang kedua 1-2 hari dan terakhir 3-4 hari, stadium pupa berlangsung 7 hari seluruh siklus hidup berlangsung 14 hari pada temperatur 22 oC.
Seringkali tanah dibawah mayat dapat memberikan petunjuk, dimana hewan-hewan tertentu akan meninggalkan area yang terdapat dibawah mayat. Hal ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi lokasi tempat mayat ditemukan. Penurunan populasi tersebut dapat berlangsung sampai 2 bulan dan kemudian akan meningkat kembali meskipun populasinya dapat berbeda dengan populasi semula. Tak adanya telur atau lava pada mayat mengindikasikan bahwa mayat berada di daerah yang tidak terjangkau oleh lalat. Jika mayat telah dikubur meskipun pada tanah yang dangkal maka bagian tubuh yang menyembul pada permukaan tana menjadi tempat masuk lalat untuk meletakan telurnya.
Munculnya serangga yang berbeda dari kebiasaan seperti Phoridae, Sphaerocerdiae mengasumsikan korban meninggal pada musim panas. Larder bettles akan muncul 3 bulan setelah kematian. House moth mungkin menyerang jaringan kering seperti mumi, serangga ini dapat menguraikan keratin seperti rambut dan kuku. Bettles adalah yang paling lambat muncul biasanya ditemukan pada mayat yang telah mengalami adiposera. Pendapat ahli sangatlah diperlukan karena semua hal-hal diatas dipengaruhi oleh banyak hal seprti cuaca dan suhu. Tak adannya serangga juga dapat mengidentifikasikan bahwa korban meninggal pada musim dingin
Pengumpulan bahan untuk studi entomologi
Ahli patologi forensik harus mnegumpulkan bahan-bahan dengan hati-hati dan selalu berdasarkan keahliannya.
Pertama-tama ahli entemologi memerlukan data mengenai lingkungan dimana tubuh ditemukan. Sebaiknya dia melakukan olah tkp sendiri, jika tidak memungkinkan maka data dapat diambil dari bmg setempat.
Sifat locus ini dijelaskan, dalam bentuk vegetasi (sayur-sayuran), pohon dan pertumbuhannya bilamana di luar ruang. Tempayak/belatung bisa ditempatkan dalam tabung, dan bilamana dihapuskan atau disebarkan serta ditransmisikan pada entomology laboratory, fragmen daging yang dimasukkan kedalam makanan. Beberapa lalat orang dewasa, serangga lain dan telur yang juga dikumpulkan tanpa preservative.
Dalam penambahannya, beberapa tempayak/belatung, orang dewasa, anak anjing, kotak pupa kosong dan telur yang dikirim setelah fiksasi. Mereka dapat ditempatkan secara langsung kedalam 80 persen alkohol, tetapi hal itu ditunjukkan dalam tiga bagian 80 persen alkohol dengan satu bagian asam asetik glasial. Lebih baik adalah cairan Pampel, yang mana enam bagian 35 persen adalah formalin, dua bagian adalah asam asetik glasial, 15 bagian 95 persen alkohol dan 30 bagian lainnya adalah air. Formol saline 10 persen ( seperti yang digunakan untuk fiksasi histologi) yang tidak digunakan.
Jika adanya perbedaan serangga pada tubuh, mereka akan ditempatkan pada tabung terpisah, khususnya bilamana mereka hidup, beberapa diantaranya bisa dikonsepsikan sebelum mereka melakukannya di laboratorium.
Bilamana dikirim dan diberi label atau diberi angka sesuai dengan kunci yang mencatat dimana tubuh mereka ada. Bilamana berada di luar ruang, soil beneath dari tubuh akan diberi sample dan dimana adanya sirkulasi penuh terjadi, pupae atau case ini harus dipastikan oleh shallow trenching pada sekitar tubuh.
Bilamana tubuh sudah direcovery dari air, beberapa serangga atau binatang air harus direcovery. Parasit tubuh bisa secara asumtif digunakan. Fleas dan lice ini dapat mempertahankan immersi keseluruhan selama beberap ajam, tetapi saran dari entomologist harus ditelaah bilamana parasit itu ada pada tubuh dan bisa menentukan daya tahan minimum khususnya karakteristik spesies yang ada.
Sabtu, 11 Desember 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ayo tulis komentar donk