Senin, 14 Desember 2009

Macam Isolasi dari Mikroorganisme Laut



Isolasi senyawa aktif dari mikroorganisme laut dapat melalui beberapa cara
Berikut ini contohnya :

- Isolasi Dan Identifikasi Bahan Aktif Penyebab Pemancaran Cahaya Pada Bakteri Photobacterium Phosphoreum Yang Diisolasi Dari Cumi Laut Jepara Indonesia

Metoda yang digunakan dalam penelitian ini melibatkan isolasi, pemurnian, elektroforesis, pengukuran serapan dan pengukuran pemancaran cahaya maksimum. Cahaya yang dipancarkan oleh cumi disebabkan adanya hubungan simbiosa antara cumi-cumi jenis Laligo duvaucelli dengan bakteri Photobacterium phosphoreum yang hidup di dalamnya. Luciferase dari bakteri Photobacterium phosphoreum yang diisolasi dari cumi laut Indonesia selanjutnya disingkat LBPP.

Metode penelitian :

Penelitian ini dilakukan di laboratoriun Biofisika, Institut Teknologi Bandung dan laboratorium Fisika, Universitas Negeri Padang. Semua reagen kimia yang diperlukan untuk isolasi dan identifikasi bahan aktif Photobacterium phosphoreum ini seperti FMN beserta pereduksinya (sodium hidrosulfida (dithionit)), aldehyd (n-decyl aldehyde), DEAE-cellulosa, Gel filtrasi kromatografi Sephadex G-100 didapatkan dari Sigma Chemical Company. Eksperimen dilakukan dalam buffer fosfat pada pH 7,0. dan merupakan campuran dari 1.0 M K2HPO4 dan 1.0 M NaH2PO4, larutan yang dibuat dengan konsentrasi berbeda sesuai dengan keperluan. Bakteri Photobacterium phosphoreum diisolasi dari cumi spesifik Indonesia jenis Loligo duvacelli. Bakteri ini dikultur pada medium padat yang terdiri dari 3 g extract Bacto, 5 g peptone-bacto, 15 g agar bacto, 30 g NaCl, 3 ml glyserol; 1 liter air suling dan NaOH secukupnya untuk mengatur pH 7.0. Kultur dilanjutkan pada 5 liter medium cair yang terdiri dari 1 liter air suling; 30 g NaCl, 14 g Na2HPO4.7H2O, 2 g KH2PO4, 0,5 g (NH4)2HPO4, 0,2 g MgSO4.7H2O, 3 ml glyserol, 5 g triptone bacto, 5 g ekstrak ragi bacto dan NaOH secukupnya untuk mengatur pH 7.0. Proses penumbuhan bakteri Photobacterium phosphoreum dilakukan dengan mengukur secara langsung kultur dengan metode spektrofotometer. Sebanyak satu ose bakteri Photobacterium phosphoreum ditanam dalam media padat dan diinkubasi pada suhu kamar selama 24 jam hingga terbentuk koloni tunggal. Koloni tunggal tersebut dicuplik dan diinkubasi ke dalam 100 ml media cair selama 20 jam dengan kecepatan putar 200 rpm pada suhu kamar. Sebanyak 4,5 ml kultur hasil inkubasi pada media pertama dipindahkan ke dalam 450 ml media cair kedua dan diinkubasi dengan kecepatan putar 200 rpm pada suhu kamar selama 20 jam. Seiring berjalannya inkubasi secara bersamaan dilakukan sampling pengukuran waktu untuk mengetahui kerapatan sel setiap dua jam selama 24 jam. Hasil sampling tersebut ditentukan dengan spektrofotometer UV-Vis (Ultraviolet-Visible) pada panjang gelombang 660nm. Sel dipanen pada kerapatan sel 4x10-9 sel/ml. Untuk memperoleh ekstrak kasar, sampel hasil sampling, disentrifugasi dengan kecepatan putar 6000 rpm selama 30 menit pada suhu 4 0C, agar cairan fermentasi dan supernatannya terpisah. Supernatan dicuci dengan air suling dingin sebanyak tiga kali untuk menghilangkan sisa-sisa media dan sel-sel yang mati. Setiap kali pencucian, dilakukan

sentrifugasi dan penimbangan untuk mengetahui berat molekul supernatan yang tertinggal. Kemudian supernatan tersebut disuspensi dalam larutan buffer fosfat 0,05 M pH 7 (sebanyak 1 gram sel basah dalam 5 ml buffer fosfat) selama 20 jam. Supernatan yang telah disuspensi tersebut dipecah dengan alat sonikasi selama 5 menit dalam keadaan dingin sebanyak 5 kali. Hasil sonikasi diinkubasi kembali selama 1 jam, yang selanjutnya disentrifugasi selama 20 menit pada kecepatan putar 12000 rpm pada 40C. Ekstrak kasar yang diperoleh ditentukan aktivitas dan konsentrasi proteinnya. Untuk mengendapkan protein yang ada di ekstrak kasar dilakukan fraksionasi ammonium sulfat dengan derajat kejenuhan 25-85 %. Penambahan ammonium sulfat dilakukan sambil mengaduk-aduk larutan ekstrak kasar secara perlahan dengan pengaduk magnet pada suhu 4 0C. Larutan ekstrak kasar kemudian didiamkan selama satu malam sambil diaduk secara perlahan agar pengendapan berlangsung sempurna. Untuk memisahkan endapan dengan supernatan dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan putar 7000 rpm selama 30 menit. Supernatan yang diperoleh ditentukan aktivitas dan konsentrasi proteinnya. Selanjutnya, LBPP dimurnikan menggunakan kolom dietilaminoetil cellulosa (DEAE cellulosa) ukuran 2x45cm yang diregenerasi dengan 200 ml larutan NaCl pada konsentrasi 2M. DEAE cellulosa dicuci dengan 2 liter air suling dingin dan disetimbangkan dengan 2 liter larutan buffer fosfat pada pH 7,0 dan konsentrasi 0,02 M. DEAE cellulosa harus selalu dijaga pada PH 7,0. Selanjutnya 10 ml sampel LBPP dimasukkan kedalam kolom dan kemudian dielusi dengan larutan buffer fosfat. Elusi ini bertujuan untuk mengikatkan LBPP pada matrik DEAE cellulosa. Protein lain yang tidak diinginkan dibiarkan melewati kolom. LBPP yang terikat pada kolom dielusi dengan gradien NaCl sebanyak 200 ml dengan konsentrasi 0,5 M dan ditampung dalam fraksi-fraksi dengan kecepatan 1 ml/menit. Untuk mengetahui fraksi-fraksi yang mengandung LBPP dilakukan pengukuran serapannya pada panjang gelombang 280 nm. Setelah pola serapan LBPP diketahui, kemudian diuji aktivitasnya dan konsentrasinya. Fraksi-fraksi yang ada aktivitasnya digabung dalam sebuah tabung reaksi dan dipekatkan dengan ammonium sulfat pada 40-75 % saturasi.

Untuk mendapatkan LBPP kemurnian tinggi digunakan gel filtrasi kromatografi Sephadex G-100 berukuran 2x60cm. Kolom gel tersebut diseimbangkan selama satu malam dengan 0.35 M buffer fosfat pada pH 7.0. LBPP yang telah dipisahkan dari DEAE cellulosa dielusi dengan 0.02 M buffer fosfat pada pH 7.0 dan ditampung dalam fraksi-fraksi dengan kecepatan 1 ml/menit. Untuk mengetahui fraksi-fraksi yang mengandung LBPP dilakukan pengukuran serapannya pada panjang gelombang 280 nm. Setelah pola serapan LBPP diketahui, kemudian diuji aktivitasnya dan konsentrasinya. Fraksi-fraksi yang ada aktivitasnya digabung dalam sebuah tabung reaksi dan dipekatkan dengan ammonium sulfat pada 40-75 % saturasi.

Penentuan aktivitas dilakukan dengan cara mengukur intensitas cahaya maksimum dari fraksi-fraksi LBPP menggunakan alat spektrofotometer fluorosensi model F-2000. Satuan aktifitas dinyatakan dalam quanta sec-1 ml-1 dan satuan aktifitas spesifik dalam quanta sec-1

mg-1. Satuan aktivitas total dinyatakan dalam quanta sec-1 yang diperoleh dari perkalian kecepatan per satuan mg enzim dengan mg enzim. Kondisi yang diperlukan agar terjadi proses biolumunisensi adalah 1 ml dari 5x10-5 M FMNH2 dimasukkan kedalam 1,2 ml campuran LBPP, 100 µL dodekanal, O2 dan 0,02 M buffer fosfat pH 7. Pengukuran aktivitas biolumunisensi dilakukan pada kondisi pada 25 0C dimana FMNH2 harus diinjeksi secara cepat. Setiap fraksi-fraksi LBPP seperti ekstrak kasar, fraksionasi pada 25-85% saturasi, DEAE cellulosa, gel filtrasi, diuji aktivitasnya sesuai langkah-langkah yang telah dijelaskan. Konsentrasi protein diuji menggunakan metode Lowry, dengan bantuan bovine serum albumin (BSA) sebagai standar. Absorbansi pada 750 nm digunakan sebagai dasar pengujian konsentrasi protein. Untuk mengetahui tingkat kemurnian enzim setelah pemurnian, maka dilakukan elektroforesis Sodium Dodecyl Sulfate Polyacrylamide Gel Electrophoresis (SDS-PAGE). Karakterisasi sifat-sifat fisika dari LBPP dilakukan dengan mengukur spektrum serapan (eksitasi) dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan spektrum pemancaran cahaya dengan menggunakan spektrofotometer fluorosensi model F-2000.

- Isolasi dan Identifikasi Bakteri Probiotik dari Ikan Kerapu Macan (Ephinephelus fuscogatus) dalam Upaya Efisiensi Pakan Ikan

Metode yang digunakan adalah metode survei, dengan mengamati bakteri probiotik pada sampel organ pencernaan ikan kerapu macan. Sampel udang windu yang digunakan berukuran 250-400 g diperoleh di Loka Budidaya Laut Batam.

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah media agar non selektif TSA (Tryptone Soya Agar), Difco, MR-VP Broth, reagen methyl red, TSI (Triple Sugar Iron) agar, bahan untuk uji pewarnaan Gram (crystal violet, lugol iodine, safranin, etil alkohol 95%, dan aquades), hydrogen peroksida (H2O2), larutan naftol (1 g per 100 ml etil alkohol) dan larutan phenilendiamin (1 g per 100 ml air destilasi).

Alat-alat yang digunakan antara lain: inkubator, autoklaf, erlenmeyer, pemanas, alumunium foil, lampu Bunsen, cawan petri, neraca Ohauss dengan ketelitian 0,1 g, gelas ukur, tabung reaksi, kapas, motor steril, pipet (0,1, 1,0 dan 10 ml) dan pro pipet, janke dan kunkel, mikroskop binokuler,gelas objek, glass speader, jarum oase dan colony counter. Analisis dan identifikasi bakteri pada sampel dilakukan di laboratorium mikrobiologi laut.

Ikan kerapu macan dibedah secara aseptis untuk diambil organ pencernaannya (lambung dan usus) lalu dimasukkan ke dalam larutan fisiologis (NaCl 0,9%) pada pH 2, dengan tujuan hanya bakteri probiotik yang dapat tumbuh dan berkembang pada pH tersebut. Selanjutnya dilakukan penanam bakteri pada media kulur TSA. Setelah diperoleh koloni yang mampu hidup pada media bakteri heterotrof, maka setiap koloni yang diperoleh dibuat tiga ulangan. Akhirnya dari beberapa kali pengulangan, minimal lima kali ulangan untuk setiap strain, ditemukan isolat murni dari bakteri heterotrof yang potensi sebagai probiotik. Kemudian dilanjutkan dengan identifikasi isolat. Penyimpanan koloni bakteri dilakukan pada suhu 40C dan siap untuk digunakan pada pengujian

selanjutnya. Identifikasi bakteri dilakukan terhadap isolatisolat yang diperoleh dengan berpedoman pada buku Bergey’s Determinative Bacteriology (Holt et al, 1994) dengan melakukan serangkaian uji morfologi dan biokimia yaitu uji pewarnaan Gram, uji motilitas, pengamatan bentuk sel, tipe penggandengan sel, sifat aerobik dan anaerobik, kemampuan tumbuh pada suhu 50C, 200C, dan 300C. Pengamatan dilakukan juga pada warna koloni, ukuran koloni, bentuk koloni yang dilihat dari dalam, samping dan atas, kemampuan memproduksi katalase dan oksidase, uji halofilik dan oksidase sitokrom untuk menentukan genus bakteri heterotrof yang didapat dari ikan kerapu macan.

- Isolasi dan elusidasi struktur senyawa utama dari sponge Axynissa aplysinoides

Telah dilakukan isolasi senyawa utama dari sponge Axynissa aplysinoides yang diperoleh dari perairan laut Lombok. Ekstrak metanol sponge yang telah dikeringkan difraksinasi kedalam fraksi non polar, semipolar dan polar, masing-masing dengan menggunakan heksan, etil asetat dan butanol. Identifikasi dan isolasi senyawa dilakukan dengan menggunakan kromatografi kolom dan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Elusidasi struktur isolat dilakukan dengan menggunakan spektrometri massa (SM-EI) dan spektrokopi resonansi magnetik inti proton dan karbon (1H- dan 13C-RMI). Senyawa utama diidentifikasi sebagai (E)-(4-hidroksistiril trimetilamonium)

Sampel yang telah dikeringkan (14 g) diekstraksi menggunakan metanol (MeOH). Ekstrak MeOH kemudian difraksinasi cair-cair dengan pelarut heksan, etil asetat dan butanol. Terhadap masing-masing fraksi kemudian dilakukan analisa KCKT (Knauer) dengan kolom fase balik (reverse phase) C-18, 125 x 4 mm (Eurospher, prepacked) dengan detektor Photo Dioda Array (UVD 340S Gynkotec) untuk menentukan keberadaan senyawa utama. Fase gerak menggunakan campuran metanol–air dengan sistem gradien (Tabel.I) dengan kecepatan alir 1 mL/menit.

Proses isolasi diawali dengan melakukan kromatografil kolom fraksi butanol. Fase diam yang digunakan adalah sephadex LH 20 (Sigma) dengan fase gerak MeOH 100%. Terhadap masing-masing subfraksi hasil kromatografi kolom dilakukan analisa KCKT untuk merunut keberadaan senyawa utama. Fraksi yang mengandung senyawa utama selanjutnya dilakukan KCKT preparative (Hitachi) untuk mengisolasi senyawa utama.

Tabel I. Komposisi fase gerak dalam analisa KCKT

Waktu (menit)           Prosentase Pelarut
                                    Metanol     Air
0                                      0           100

10                                    0           100

12                                    5            95

20                                    5            95

22                                   10           90

25                                   10           90

27                                   30           70

30                                   30           70

32                                   60           40

35                                   60           40

40                                   100          0

45                                   100          0

Elusidasi struktur senyawa utama hasil isolasi dilakukan dengan menggunakan Spektrometer Massa (Finnigan TSQ 7000), 1H- dan 13C-RMI (Bruker ARX 400, 100 MHz dan 400 MHz).

- Isolasi Dan Karakterisasi α-Amilase Dari Bakteri Laut Vibrio sp. SFNB 3

α-Amilase (E.C 3.2.1.1) menghidrolisis secara acak ikatan α-1,4-O-glikosidik dari pati, glikogen, dan polisakarida lain untuk menghasilkan dekstrin, oligosakarida, maltosa dan glukosa. Enzim ini menyumbang sekitar 30% dari total produksi enzim dunia dan mempunyai aplikasi yang luas di dalam industri. Beberapa industri yang menggunakan α-amilase adalah industri pengolah pati, makanan, pemeraman, deterjen, tekstil, dan kertas. Tiap aplikasi industri mensyaratkan sifat yang khas dari α-amilase terkait dengan spesifisitas, stabilitas, dan pengaruh suhu serta pH terhadap aktivitasnya. Saat ini, hidrolisis enzimatis pati mentah sangat diperlukan untuk menekan konsumsi energi di dalam industri yang berbasis pati. Eksplorasi sumber-sumber baru penghasil α-amilase dan karakterisasi α-amilase yang dihasilkannya penting dilakukan untuk memfasilitasi penemuan α-amilase baru yang memenuhi persyaratan industri dengan kemampuan yang lebih baik, terutama dalam mendegradasi pati mentah. Salah satu sumber potensial penghasil α-amilase yang belum banyak dieksplorasi adalah bakteri laut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi dan mempelajari karakteristik biokimiawi α-amilase dari bakteri laut Vibrio sp. SFNB 3.

Pada suhu 30oC dan penggoyangan 150 rpm, Vibrio sp. SFNB 3 memiliki fase pertumbuhan yang singkat dan pada jam ke-6 inkubasi fase stasioner telah dicapai. Sintesis α-amilase ekstraseluler oleh Vibrio sp. SFNB 3 berjalan mengikuti pertumbuhan selnya sehingga termasuk ke dalam tipe sintesis growth associated. Vibrio sp. SFNB 3 menghasilkan lebih dari satu jenis α-amilase dengan aktivitas spesifik terhadap pati terlarut 11 U/μg di bawah kondisi uji. Salah satu diantara α-amilase tersebut mempunyai kemampuan pengikatan pati mentah jagung. Isolasi α-amilase dari Vibrio sp. SFNB 3 dengan menggunakan pati mentah jagung memberikan yield sebesar 30% dengan tingkat kemurnian 2 kali lipat. Aktivitas spesifik α-amilase hasil isolasi terhadap pati terlarut adalah 21 U/μg di bawah kondisi uji.

Penentuan massa molekul dengan menggunakan SDS PAGE menunjukkan bahwa α-amilase hasil isolasi mempunyai massa molekul sekitar 51 kDa. Profil suhu-aktivitas menunjukkan bahwa α-amilase hasil isolasi memiliki rentang suhu yang lebar untuk aktivitasnya. Pada rentang suhu 30-60oC, α-amilase hasil isolasi memiliki aktivitas relatif diatas 88%. Suhu optimum untuk aktivitas α-amilase hasil isolasi adalah 50oC. Nilai T1/2 dari α-amilase hasil isolasi pada suhu ini adalah 194 menit. α-Amilase hasil isolasi dapat bekerja pada rentang pH yang lebar. Pada rentang pH 5 hingga pH 8, α-amilase hasil isolasi memiliki aktivitas relatif diatas 85%. Profil pH-aktivitas dari α-amilase hasil isolasi menunjukkan aktivitas optimum dicapai pada pH 8. α-Amilase hasil isolasi merupakan endo amilase dan mendegradasi pati terlarut dengan rentang produk yang lebar, dari glukosa hingga maltoheptaosa (G1-G7), setelah 48 jam inkubasi pada suhu 50 derajat C. α-Amilase hasil isolasi memiliki kemampuan pendegradasian pati mentah jagung, menghasilkan maltosa hingga maltoheptaosa (G2-G7) setelah 72 jam inkubasi pada suhu 37 derajat C dan penggoyangan 150 rpm. Pemindaian mikroskop elektron (SEM) menunjukkan adanya pori-pori dan lubang-lubang besar pada permukaan granula pati mentah jagung akibat hidrolisis enzimatik oleh α-amilase hasil isolasi. Nilai Km, Vmax dan kcat α-amilase hasil isolasi adalah 10,7 mg/mL, 303 U/mL dan 5 x 104 s-1, berturut-turut. Berdasarkan karakteristik ini, α-amilase hasil isolasi dari bakteri laut Vibrio sp. SFNB 3 memiliki potensi yang besar untuk aplikasi industri, terutama industri yang berbasis pati.

Daftar pustaka :

Mahatmanto, Tunjung, 2008, Jurnal : Isolasi Dan Karakterisasi α-Amilase Dari Bakteri Laut Vibrio sp. SFNB 3, Bandung, Jawa Barat.

Sumaryono, Wahono; Agung Eru Wibowo; Chaidir, 2005, Isolasi Dan Identifikasi Bahan Aktif Penyebab Pemancaran Cahaya Pada Bakteri Photobacterium Phosphoreum Yang Diisolasi Dari Cumi Laut Jepara Indonesia, Majalah Farmasi Indonesia, 16(4), 186 – 191.

Ratnawulan; Delianis Pringgenis; Idam Arif, 2005, Isolasi dan Identifikasi Bakteri Probiotik dari Ikan Kerapu Macan (Ephinephelus fuscogatus) dalam Upaya Efisiensi Pakan Ikan, Makara, Sains, Vol. 9, No. 1, April 2005: 13-18

Feliatra; Irwan Effendi; Edward Suyadi, 2004, Isolasi dan Identifikasi Bakteri Probiotik dari Ikan Kerapu Macan (Ephinephelus fuscogatus) dalam Upaya Efisiensi Pakan Ikan, Jurnal Natur Indonesia 6(2): 75-80.










Sabtu, 12 Desember 2009

Awar-awar (Ficus septica Burm. f.)

FICUS SEPTICA BURM. F.

Botani

Sinonim : Ficus leucantatoma Poir.

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Urticales
Suku : Moraceae
Marga : Ficus
Jenis : Ficus septica Burm. f.

Nama umum : Awar-awar

Nama daerah
Jawa : Kiciyat (Sunda) Awar-awar (Jawa Tengah) Barabar (Madura)
Bali : Awak-awak
Sulawesi : Loloyan(Minahasa) Tobo-tobo (Makasar) Dansalo (Bugis)
Maluku : Babu lutu (Halmahera) Tagatalo (Ternate) Awar-awar (Ambon)

Deskripsi
Habitus : Perdu, tegak, tinggi ± 6 m.
Batang : Bulat, berongga, bercabang, bergetah, coklat muda.
Daun : Tunggal, berseling atau berhadapan, bulat telur, ujung runcing, pangkal membulat, tepi rata, panjang 10-30 cm, lebar 6-16 cm, permukaan alas mengkilat, pertulangan menyirip, tangkai panjang 2-5 cm, hijau keputih-putihan, hijau.
Bunga : Majemuk, pada batang dan ranting, kelopak dan mahkota kecil, hijau keputih-pulihan.
Buah : Buni, bulat, tangkai pendek, diameter ± 2 cm, masih muda hijau setelah tua hitam.
Biji : Kecil, keras, coklat .
Akar : Tunggang, putih kecoklatan.

Khasiat
Daun Ficus septica berkhasiat sebagai obat bisul, obat luka. obat borok dan penawar racun binatang berbisa. Akarnya berkhasiat sebagai obat sesak nafas. Untuk obat bisul dipakai ± 5 gram daun segar Ficus septica, ditumbuk sampai lumat, kemudian ditempelkan pada bisul.

Kandungan kimia
Daun, buah dan akar Ficus septica mengandung saponin dan flavonoida, disamping itu buahnya juga mengandung alkaloida dan tanin, akarnya juga mengandung polifenol.

Asparagus (Asparagus officinalis L.)

ASPARAGUS OFFICINALIS L.

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
Marga : Asparagus
Jenis : Asparagus officinalis L.

Nama umum : Asparagus

Nama daerah
Jawa : Asparagus (Sunda) Asparagus (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Semak, menjalar, panjang ± 3 m.
Batang : Silindris, memanjat, membentuk rebung, hijau.
Daun : Majemuk, berseling, tersebar, bentuk jarum, panjang ± 1 cm, hijau.
Bunga : Majemuk, di ketiak daun, benang sari silindris, panjang + 1,5 cm, kepala putik bentuk bintang, putih, mahkota putih kemerahan.
Buah : Kotak, bulat, masih muda hijau seteiah tua coklat.
Biji : Bulat, diameter + 5 mm, putih.
Akar : Serabut, putih kotor.

Khasiat
Rebung Asparagus officinalis berkhasiat sebagai obat beri-beri. Untuk obat beri-beri dipakai 10 gram rebung Asparagus officinalis, diirisiris, dicuci dan diseduh dengan 1 gelas air mendidih. Hasil seduhan diminum dan rebungnya dimakan.

Kandungan kimia
Rebung, daun dan buah Asparagus officinalis mengandung saponin, disamping itu rebungnya juga mengandung tanin dan daunnya mengandung polifenol.

Asparagus (Asparagus cochinchinensis (Lour.) Merr.)

ASPARAGUS COCHINCHINENSIS (LOUR.) MERR.

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
Marga : Asparagus
Jenis : Asparagus cochinchinensis (Lour.} Merr.

Nama umum : Asparagus

Nama daerah
Jawa : Asparagus (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Tema, tahunan, tinggi 20-50 cm.
Batang ; Bulat, licin, berduri, hijau.
Daun : Duduk berkarang, reduksi ranting, bentuk jarum, bersegi, panjang 5-9 mm, pertulangan daun sejajar, hijau.
Bunga : Tunggal, di ketiak daun, benang sari 6, kepala sari bulat, kuning, mahkota 6 helai, kecil,putih.
Buah : Buni, bulat, kecil, masih muda hijau pucat setelah tua ungu.
Biji : Bulat, keras, hitam.
Akar : Serabut membentuk umbi, putih.

Khasiat
Umbi akar Asparagus cochinchinensis berkhasiat sebagai obat batuk dan sebagai pelancar air seni. Untuk obat batuk dipakai akar segar Asparagus cochinchinensis, dicuci dan dipotong kecil-kecil lalu direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih selama 15 menit, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum sekaligus, sehari dua kali pagi dan sore.

Kandungan kimia
Daun dan umbi akar Asparagus cochinchinensis mengandung saponin dan polifenol.

Asparagus (Asparagus officinalis L.)

ASPARAGUS OFFICINALIS L.

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
Marga : Asparagus
Jenis : Asparagus officinalis L.

Nama umum : Asparagus
Nama daerah
Jawa : Asparagus (Sunda) Asparagus (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Semak, menjalar, panjang ± 3 m.
Batang : Silindris, memanjat, membentuk rebung, hijau.
Daun : Majemuk, berseling, tersebar, bentuk jarum, panjang ± 1 cm, hijau.
Bunga : Majemuk, di ketiak daun, benang sari silindris, panjang + 1,5 cm, kepala putik bentuk bintang, putih, mahkota putih kemerahan.
Buah : Kotak, bulat, masih muda hijau setelah tua coklat.
Biji : Bulat, diameter + 5 mm, putih.
Akar : Serabut, putih kotor.

Khasiat
Rebung Asparagus officinalis berkhasiat sebagai obat beri-beri. Untuk obat beri-beri dipakai 10 gram rebung Asparagus officinalis, diirisiris, dicuci dan diseduh dengan 1 gelas air mendidih. Hasil seduhan diminum dan rebungnya dimakan.

Kandungan kimia
Rebung, daun dan buah Asparagus officinalis mengandung saponin, disamping itu rebungnya juga mengandung tanin dan daunnya mengandung polifenol.

Aseman (Polygonum chinense L.)

POLYGONUM CH1NENSE L.

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyla
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Polygonales
Suku : Polygonaceae
Marga : Polygonum
Jenis : Polygonum chinense L.

Nama umum : Aseman.

Nama daerah
Jawa : Bungbrum, Titiwuan, Tiwu bungbum (Sunda); Aseraan, dandang (Jawa)
Bali : Udang-udang (Bali)

Deskripsi
Habitus : Terna, memanjat atau merambat, panjang 3-6 m.
Batang : Bulat, licin, beruas-ruas, sedikit berkayu, hijau atau merah kehijauan.
Daun : Tunggal, tersebar, pelepah memeluk batang, dengan daun menumpu, helaian bentuk lonjong sampai lanset, ujung runcitig, pangkal runcing, tepi rata, panjang 5-15 cm, lebar 3-7 cm, pertulangan menyirip, permukaan berkerut, licin, hijau keunguan.
Bunga : Majemuk, bentuk payung, di ketiak daun, berkefompok, atau di ujung batang, bimga tidak sempurna, berkelamin ganda, benang sari duduk di atas bakal buah, mahkota bentuk bintang, berlepaaan, panjang 3-6 mm, putih.
Buah : Kotak palsu, bulat telur, berusuk 3, kulit lunak, permukaan licin, panjang 5-8 mm, ungu kebiruan.
Biji : Bulat telur, ujung runcing, tajam, kecil, keras, coklat kehitaman.
Akar : Serabut, merah kecoklatan.

Ekologi dan penyebaran
Merupakan tanaman liar di hutan-hutan yang lembab dari ketinggian 800 m sampai 3.300 di atas permukaan laut. Berbunga pada bulan Agustus-Novgmber dan dapat dipanen epanjang tahun.

Bagian yang digunakan
Daun dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan.

Kegunaan
Anti bakt nyeri lambung. anti racun.

Khasiat dan pemanfaatan
1. Obat nyeri lambung : daun aseman segar sebanyak 60 gram, dicuci dan direbus dengan 00 ml sampai mendidih dan air rebusannya tinggal setengah, disaring dan setelah igin diminum sekalligus.
2. Luka gigitan hewan berbisa : daun aseman segar sebanyak 100 gram, dicuci dan ditumbuk halus kemudian tempelkan pada bagian yang sakit.

Kandungan kimia
Daun aseman mengandung saponin, antrakinon dan glikosida.

Asem Landa (Pithecollobium dulce (Roxb.) Benth.)

PITHECOLLOBIUM DULCE (ROXB.) BENTH.

Botani

Sinonim : Mimosa dulcis Roxb. ; Inga dulce Willd.

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Resales
Suku : Leguminosae
Marga : Pithecolfobium
Jenis : Pithecollobium dulce (Roxb.) Benth.

Nama umum : Asem landa

Nama daerah
Jawa : Asam karanji (Sunda) Asem landa (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Pohon, tinggi + 10 m.
Batang : Tegak, bulat, berkayu, berduri, percabangan simpodial, hijau keputih-putihan.
Daun : Majemuk, lonjong, menyirip, duduk berhadapan, panjang + 2,5 cm, lebar ± 1 cm, tepi rata, ujung dan pangkal tumpul, tangkai bulat, panjang ± 1 cm, hijau keunguan.
Bunga : Majemuk, di ujung batang, tangkai bulat, panjang 1-1,5 cm, hijau keputih-putihan, kelopak bentuk terompet, hijau keputih-putihan, benang sari bertangkai bulat, panjang ± 1 cm, jumlah banyak, putih, putik pipih, panjang 0,5-0,8 cm, mahkota lonjong merah.
Buah : Polong, lonjong, hijau keputih-putihan.
Biji : Bulat pipih, hitam.
Akar : Tunggang, putih.

Khasiat
Daun Pithecollobium dulce berkhasiat sebagai obat sariawan. Untuk obat sariawan dipakai ± 2 gram daun muda segar Pithecollobium dulce, dicuci dikunyah-kunyah sampai halus, biarkan 1-2 menit dalam mulut,
kemudian ampasnya dibuang.

Kandungan kimia
Daun, batang dan kulit batang Pithecollobium dulce mengandung saponin dan flavonoida, selain itu batang dan kulit batangnya juga mengandung tanin.

Asam Kranji (Dialium indum L.)

DIALlUM INDUM L

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Suku :Fabaceae
Bangsa : Resales
Marga : Dialium
Jenis : Dialium indum L.

Nama umum : Asam kranji

Nama daerah
Sumatera : Asam keranji (Melayu)
Jawa : Ki ranji (Sunda) Asem kranji (Jawa) Karanjhi (Madura)

Deskripsi
Habitus : Pohon, tinggi 10-25 m.
Batang ; Tegak, bulat, percabangan simpodial, berduri, putih kotor.
Daun : Majemuk, duduk berseling, menyirip genap, terdiri dari 4 helai daun, lonjong, ujung dan pangkal tumpul, panjang 2-4 cm, lebar 1 - 2 cm, tepi rata, pertulangan menyirip, tipis, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk malai, di ujung cabang atau di ketiak daun, tangkai silindris, benang sari dan putik halus, kuning, mahkota putih kekuningan.
Buah : Polong, panjang 7-15 cm, masih muda hijau setelah tua merah kehijauan.
Biji : Bulat pipih, memiliki selaput biji berwarna putih, permukaan licin, hitam.
Akar : Tunggang, putih kotor.

Khasiat
Daging buah Dialium indum berkhasiat sebagai obat sariawan, gusi berdarah dan sakit mencret, sedang rebusan daunnya untuk mencud besi yang berkarat. Untuk obat mencret dipakai + 15 gram daging buah Dialium indum yang sudah cukup masak lalu dimakan selagi masih segar.

Kandungan kimia
Daun dan buah Dialium indum mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.

Asam Jawa (Tamarindus indica L.)

TAMARINDUS INDICA L.

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Resales
Suku : Leguminosae
Marga : Tamaridus
Jenis : Tamarindus indica L

Nama umum : Asam jawa

Nama daerah
Sumatera : Bak mee (Aceh) Acam lagi (Gayo) Asam jawa (Melayu) Cumalagi (Minangkabau)
Jawa : Tangkal asem (Sunda) Wiiasem (Jawa) Acem (Madura)
Bali : Celagi (Bali)
Nusa Tenggara : Bage (Sasak) Mangga (Bima) Kanefo kiu (Timor) Tobi (Solor)
Kalimantan : Asam jawa (Dayak)
Sulawesi : Asang jawi (Gorontalo) Tamalagi (Buol) Saamba lagi (Barros) Comba (Makasar)
Maluku : Sablaki (Tanirnbar) Asam jawa ka (Buru) Asam jawa (Ternate) Tabelaka (Seram)

Deskripsi
Habitus : Pohon, tinggi ± 25 cm.
Batang : Tegak, berkayu, bulat, permukaan banyak lentisel, percabangan simpodial, coklat muda.
Daun : Majemuk, lonjong, berhadapan, panjang 1-2,5 cm, lebar 0,5-1 cm, tepi rata, ujung tumpul, pangkal membulat, pertulangan menyirip, halus, hijau, tangkai panjang ± 0,2 cm, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk tandan, di ketiak daun, tangkai panjang ± 0,6 cm, kuning, kelopak bentuk tabung, hijau kecoklatan, benang sari jumlab banyak, putih, putik putih, mahkota kecil, kuning.
Buah : Polong, panjang + 10 cm, lebar ± 2 cm, hijau kecoklatan.
Biji : Bentuk kotak, pipih, coklat.
Akar : Tunggang, coklat kotor.

Khasiat
Daging buah Tamarindus indica berkhasiat sebagai obat batuk, sariawan jerawat, bisul, borok dan eksim.

Untuk obat batuk dipakai ± 10 gram daging buah Tamarindus indica, dicuci, diseduh dengan 1 gelas air matang panas dan tambahkan gula merah secukupnya, setelah dingin diminum sekaligus.

Kandungan kimia
Daging buah, daun dan batang Tamarindus indica mengandung saponin, flavonoida dan tanin.

Asalea (Rhododendron simsii Planch.)

RHODODENDRON SIMSII PLANCH.

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Anglos per mac
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Ericales
Suku : Ericaceae
Marga : Rhododendron
Jenis : Rhododendron simsii Planch,

Nama umum : Asalea

Nama daerah
Jawa : Asalea, Saliyah (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Semak menahun, tegak, tinggi 50-100 cm.
Batang : Bulat, percahangan rapat, permukaan kasar, coklat.
Daun : Tunggal, rosel batang, tersebar, langkai pendek, helaian daun bentuk lonjong sampai lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, panjang 2-5 cm, lebar 1-2 cm, pertulangan menyirip, permukaan berbulu halus, hijau.
Bungaa : Tunggal, berkelompok, bentuk berkas, tangkai bulat, berbulu, dengan seludang bunga berwarna coklat, panjang 1 -2 cm, warna hijau, kelopak bcrlepasan, 5 helai, ujung runcing, berbulu, hijau, benang sari 6-10, panjang tidak sama, warna orange, dasar mahkota berlekalan, ujung lepas, 5 helai, panjang 5-8 cm, halus, warna orange.
Buah : Kotak, bentuk bulat telur, permukaan berbulu, panjang 0,5-1 cm, coklat.
Biji : Bulat, jumlah banyak, kecil, putih,
Akar : Tunggang, kuning kecoklatan.

Ekologi dan penyebaran
Merupakan tumbuhan yang umumnya dibudidayakan sebagai tanarnan bias dan ornamen taman, dari dataran rendah sampai pegunungan pada ketinggian 100 m sampai l.500 m di atas permukaan laut, Tumbuh baik pada tanah yang gembur dan subur dan di tempat yang banyak mendapatkan sinar matahari. Berbunga sepanjang tahun tetapi pemanenan sebaiknya dilakukan pada musim kemarau.

Bagian yang digunakan
Bunga, daun dan akar dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan.

Kegunaan
Obat batuk, obat reuniatik, penghangat badan.

Khasiat dan pemanfaatan
1. Obat batuk daun asalea segar sebanyak 60 gram dicuci bersih dan direbus dengan 400 ml air hingga mendidih selama 15 menit atau air rebusan tinggal setengahnya. Dinginkan dan disaring kemudian minum sekaligus, lakukan pengobatan sebanyak 2 kali sehari, pagi dan sore.
2. Obat rcumatik: daun asalea segar sebanyak 10 gram potong-potong kecil, dicuci bersih rebus dengan 400 ml air sampai mendidih selama 15 menit, dinginkan dan saring, minum sekaligus. Lakukan pengobatan sebanyak 2 kali sehari pagi dan sore. Hati-hati jangan gunakan dengan takaran rnelebihi dosis yang dianjurkan karena dapat rnenyebabkan keracunan.

Kandungan kimia
Daun asalea mengandung aikaloida, saponin dan tanin, sedangkan bunganya mengandung flavonoid.

Aren (Arenga pinnata Merr.)

ARENGA PINNATA MERR.

Botani

Sinonim : Arenga saccharifera Labiil

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Spadicitlorae
Suku : Palmae
Marga : Arenga
Jenis : Arenga pinnata Merr.

Nama umum : Aren

Nama daerah
Sumatera : Bakjuk (Aceh) Pangguh (Alosa) Pola (Batak Parpar) Paula (Batak Karo) Agaton (Batak Toba) Bargot (Mandailing) Agaton (Angkola) Anau (Simauiue) Peto (Nias) Paula (Mentawa) Biluluk (Minangkabau) Hanau (Lampung)
Jawa : Are (Jawa Tengah) Aren (Madura)
Bali : Hano
Nusa Tenggara : Jemaka (Sasak) Pola (Sumbawa) Nao (Bima) Karodi (Sumba) Moka (Sawu) Moke (Flores) Bole (Roti) Bone (Timor)
Sulawesi : Akele (Sangor) Waolo (Gorontalo) Pun arin (Tolitoli) Onau (Toraja) Inau (Makasar) Inau (Bugis)
Maluku : Seko (Ternate) Siho (Tidore) Tuna (Tanimbar) Nawa Roni (Buru)

Deskripsi
Habitus : Pohon, tegak, tinggi 15-30 m.
Batang : Bulat. diameter ± 65 cm, hijau kecoklatan.
Daun : Berupa roset batang, berpelepah, tangkai 6-12 m, anak daun bentuk Janset, menyirip, pangkal membulat, ujung runcing, tepi rata, panjang ± 1,5 m, lebar ± 7 cm, tangkai pendek, hijau muda, hijau tua
Bunga : Majemuk, berkelamin tunggal, bentuk tongkol, di ketiak daun, panjang tangkai ± 2,5 m, bunga jantan dan betina menyatu pada tongkol, panjang 0,5-1,5 m, bunga jantan panjang 1-1,25 cm, daun kelopak tiga, bulat telur, benang sari banyak, kepala sari bentuk jarum, bunga betina bulat, bakal buah tiga, putik tiga, putih, mahkota berbagi tiga, kuning keputih-putihan.
Buah : Bulat peluru, ujung melengkung ke dalam atau rompang, diameter 3-5 cm, coklat.
Biji : Bulat telur, hitam.
Akar : Serabut, putih kekuningan.

Khasiat
Akar Arenga pinnata berkhasiat sebagai peluruh air seni dan peluruh haid. Getah hasil sadapan berkhasiat sebagai obat sariawan, urus-urus dan obat radang paru-paru. Untuk peluruh air seni dipakai ± 25 gram akar segar Arenga pinnata, dicuci, dipotong kecil-kecil, direbus dengan 2 gelas air selama 15 menil, setelah dmgin disaring. Hasil saringan diminum sehari dua kali sama banyak pagi dan sore.

Kandungan kimia
Akar Arenga pinnata mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.

Arben hutan (Rubus reflexus Ker.)

RUBUS REFLEXUS KER.

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Rosales
Suku : Rosaceae
Marga : Rubus
Jenis : Rubus reflexus Ker.

Nama umum : Arben hutan

Nama daerah
Jawa : Arben hutan (Sunda); Gucen alas (Jawa).

Deskripsi
Habitus : Terna, memanjat atau merambat, panjang 1-3 m.
Batang : Bulat, berkayu, berduri, coklat kehijauan.
Daun : Tunggal, lersebar, berseling, tangkai silindris, berduri, panjang 3-8 cm, hijau keunguan, helaian daun bentuk oval, ujung runcing, pangkal bertoreh, tepi berlekuk, panjang 5-15 cm, lebar 4-13 cm, pertulangan menjari, permukaan berbulu kasar, sisi atas berwarna hijau, sisi bawah hijau keputihan.
Bunga : Majemuk, di kefiak daun aiau di ujung batang, bentuk malai, kelopak berlepasan, ujung runcing, lima helai, berbulu kasar, panjang 3-8 mm, hijau, benangsari jumlah banyak, putih, bakal buah menumpang, mahkota berlepasan, lima helai, panjang 0,5- 1 cm, halus putih.
Buah : Beri, lunak, bentuk bulat telur, panjang 0,5-1 cm, masih muda hijau setelah tua ungu.
Biji : Bentuk bulat, keras, kecil, putih kelabu.
Akar : Serabut, berwarna kuning kecoklatan.

Ekologi dan penyebaran
Merupakan tumbuhan liar di hutan-hutan, tepi jalan dan semak belukar, pada ketinggian 1.000 m sampai 2.500 m di atas permukaan laut. Berbunga pada musim kemarau dan pengumpulan bahan sebaiknya dilakukan pada bulan Agustus sampai Oktober dan pemanenan dapat dilakukan sepanjarig tahun.

Bagian yang digunakan
Daun, buah, atau akar, dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan.

Kegunaan
Anti diare, anti ambaien (haemorrhoid), obat sariawan.

Khasiat dan pemanfaatan
1. Obat diare: daun arben hutan sebanyak 30 gram, dicuci bersih, direbus dengan 400 ml air sampai mendidih selama 15 rnenit, disaring, setelah dingin diminum sehari 3 kali.
2. Obat ambein (wasir): akar arben hutan scbanyak 15 gram, dicuci bersih, direbus dengan 400 ml air sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah dingin diminum 2 kali sehari pagi dan sore.

Kandungan kimia
Daun dan akar arben hutan mengandung: saponin, flavonoida dan tanin; sedangkan buahnya mengandung vitamin C.

Arbenan (Duchesnea indica (Andr.) Focke.)

DUCHESNEA INDICA (ANDR.) FOCKE.

Botani

Sinonim : Fragaria indica Andr.

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Rosales
Suku : Rosaceae
Marga : Duchesnea
Jenis : Duchesnea indica (Andr.) Focke.

Nama umum : Arbenan

Nama daerah
Jawa : Arben leuweung, Arbenan (Sunda); Seladren (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Terna, menahun,tinggi 20-30 cm.
Batang : Batang melata atau merayap di alas tanah berupa stolon yang akan menumbuhkan tunas baru, berwama hijau keunguan alau hijau kemerahan.
Daun : Majemuk, berbagi 3, asimetris, anak daun bentuk oval, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, panjang 4-8 cm, lebar 3-6 cm, pertulangan daun menyirip tegas, permukaan berbulu, kasar, warna hijau.
Bnga : Majemuk, bentuk tandan, terletak di ketiak daun, bunga sempurna, berkelamin ganda, dasar kelopak berlekalan, ujung lepas, bentuk segi tiga, tepi bergerigi, berbulu, hijau, bakal buah menumpang, benang sari dan putik jumlah banyak, mahkota berlepasan, 5 helai, panjang 8-13 mm, halus, putih.
Buah : Beri, bentuk bulat telur atau bulat, lunak, diameter 0,5-1 cm, merah.
Biji : Bentuk lanset, kecil, keras, berwama putih.
Akar : Serabut, berwama putih kotor.

Ekologi dan penyebaran
Merupakan tumbuhan liar di pinggir-pinggir jalan, di tepi sungai atau di tempai-tempat yang sedikit basah dan mendapat cukup sinar matahari. Tumbuh dari dataran menengah sampai pegunungan dari ketinggian 800 m sampai 1.800 m di atas permukaan laut. Berbunga pada bulan Juni-Agustus, pemanenan sebaiknya dilakukan pada musim kernarau.

Bagian yang digunakan
Daun, atau seluruh bagian tanaman dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan.

Kegunaan
Peniirun panas, anti bakteri, stimulan.

Khasiat dan pemanfaatan
1. Obat demam: seluruh bagian tanaman arbenan segar sebanyak 30 gram, dicuci, direbus dengan 400 ml air sampai mendidih sclama 15 menit, disaring. setelah dingin diminum sekaligus.
2. Obat dipteri; daun arbenan segar sebanyak 10 gram, dicuci bersih dan ditumbuk halus tambahkan sedikit madu kemudian diminum dengan 50 ml air matang yang hangat.

Kandungan kimia :
Seluruh bagian tanaman arbenan mengandung saponin, flavonoida dan tanin.

Arbei (Fragaria vesca L.)

FRAGARIA VESCA L.


Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Resales
Suku : Rosaceae
Marga : Fragaria
Jenis : Fragaria vesca L

Nama umum : Arbei

Nama daerah
Jawa : Arben (Sunda) Arbei (Jawa Tengah)

Deskripsi
Habitus : Semak, menjalar, tinggi 15-25 cm.
Batang : Menjalar, beruas-ruas, bulat, berbulu, hijau.
Daun : Majemuk, tangkai panjang 15-25 cm, berbulu, hijau kemerahan, helaian daun bulat, ujung dan pangkal tumpul, tepi beryerigi, pertulangan menyirip, hijau tua.
Bunga : Majemuk, tangkai panjang 25-30 cm, berbulu, hijau kemerahan, kelopak berbagi sepuluh sampar dua belas, hijau, daun mahkota tujuh, bulat, putih, benang sari banyak, tangkai dan kepala sari kuning, putik lonjong, putih, putih kekuningan.
Buah : Buni, lonjong, berambut, diameter 2-4 cm, masih muda hijau setelah tua merah.
Biji : Kecil, keras, masih muda pulih setelah tua hitam.
Akar : Serabut, putih kekuningan.

Khasiat
Buah Fragaria vesca berkfiasiat sebagai obat sariawan. Untuk obat sariawan dipakai ± 10 gram buah segar Fragaria vesca, dicuci, kemudian dimakan sekaligus.

Kandungan kimia
Buah Fragaria vesca mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.

Alpukat (Persea gratissima Gaertn.)

PERSEA GRATISSIMA GAERTN.

Botani

Sinonim : Persea americana Mill.

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Ranunculales
Suku : Lauraceae
Marga : Persea
Jenis : Persea gratissima Gaertn.

Nama umum : Alpukat

Nama daerah
Sumatera : Apokad (Melayu)
Jawa : Apuket (Sunda) Plokat (Jawa Tengah)

Deskripsi
Habitus : Pohon, tinggi ± 10 m.
Batang : Berkayu, bulat, bercabang, coklat kotor.
Daun : Tunggal, bulat telur, bertangkai, letak tersebar, ujung dan pangkal runcing, berbulu, panjang 10-20 cm, lebar 3-10 cm, hijau.
Bunga : Majernuk, bentuk malai, berkelarnin dua, tumbuh di ujung ranting, benang sari dua belas, ruang kepala sari empat, putih kotor, mahkota berambut,. diameter 1-1,5 cm, putih kekuningan
Buah : Buni, bulat telur, panjang 5-20 cm, berbintik-bintik atau gundul, daging buan jika sudah masak lunak,
hijau atau kuning keunguan.
Biji : Bulat, diameter 2,5-5 cm.keping biji putih kemerahan.
Akar : Tunggang, bulat, coklat.

Khasiat
Buah Persea gratissima berkhasiat sebagai obat sariawan, sedang daunnya berkhasiat sebagai peluruh air seni. Untuk obat sariawan dipakai ± 100 gram buah masak Persea gratissima, diambil daging buahnya dan dimakan.

Kandungan kimia
Buah dan daun Persea gratissima mengandung saponin, alkaloida dan flavonoida, di samping itu buahnya juga mengandung tanin dan daunnya juga mengandung polifenol.

Apel Ijo (Chrysophyllum cainito L.)

CHRYSOPHYLLUM CAINITO L.


Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Ebenales
Suku : Sapotaceae
Marga : Chrysophyllum
Jenis : Chrysophyllum cainito L

Nama umum : Apel ijo

Nama daerah
Jawa : Sawo siyem (Sunda) Apel ijo (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Pohon, tinggj 15-20 m.
Batang : Tegak, berkayu, permukaan kasar, coklat.
Daun : Tunggal, tersebar, lonjong, tepi rata, ujung runcing atau tumpul, pangkal meruncing, daging daun agak tebal, kaku, mengkilat, pertulangan rnenyirip, panjang 9-14 cm, lebar 3-5 cm, hijau, permukaan lainnya coklat.
Buah : Buni, bulat, mengkilat, hijau keputih-putihan.
Biji : Pipih, panjang ± 1 cm, berkeping dua, masih muda putih setelah tua hitam.
Akar : Tunggang, putih kecoklatan.

Khasiat
Kulit batang Chrysophyllum cainito berkhasiat untuk menguatkan tubuh. Untuk menguatkan tubuh dipakai + 10 gram kulit batang segar Chrysophyllum cainito, dicuci, dipotong-potong, direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum dua kali sama banyak pagi dan sore.

Kandungan kimia
Kulit batang, daun dan akar Chrysophyllum cainito mengandung flavonoida dan tanin.

Apel (Pyrus malus L.)

PYRUS MALUS L.


Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Resales
Suku : Rosaceae
Marga : Pyrus
Jenis : Pyrus malus L.

Nama umum : Apel

Nama daerah
Jawa : Apel

Deskripsi
Habitus : Perdu, tinggi 3-5 m.
Batang : Berkayu, buiat, bercabang, putih kehijauan.
Daun : Tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, berbulu, berseling, di ujung cabang, panjang 3-15 cm, lebar 2-6 cm, pertulangan menyirip, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk malai, di ujung cabang, kelopak hijau, berbulu, berbagi lima, benang sari banyak, putih, kepala sari kuning kecoklatan, putik satu, putih kekuningan, putih.
Buah : Buni, bulat, ujung dan pangkal berlekuk, hijau keunguan.
Biji : Kecil, pipih, coklat kehitaman.
Akar : Tunggang, putih kecoklatan.

Khasiat
Buah Pyrus malus berkhasiat sebagai obat tekanan darah tinggi. Untuk obat tekanan darah tinggi dipakai ± 50 gram buah segar Pyrus malus, dikukus sampai malang, setelah dingin dimakan sekaligus.

Kandungan kimia
Buah dan daun Pyrus malus mengandung saponin dan flavonoida, di samping itu buahnya juga mengandung polifenol.

Anyelir (Dianthus superbus L)

DIANTHUS SUPERBUS L,
Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Caryophyllales
Suku : Caryophyllaceae
Marga : Dianthus
Jenis : Dianthus superbus L,

Nama umum : Anyelir

Nama daerah
Jawa : Anyelir (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Terna, menahun, tinggi 30-100 cm.
Batang : Bulat, beruas-ruas, licin, permukaan berlilin, hijau kebiruan.
Daun : Tunggal, tersebar, duduk berkarang, tanpa tangkai daun, pangkal memeluk batang, bentuk lanset, ujung runcing, tepi rata, panjang 5-10 cm, lebar 5-10 mm, pertulangan sejajar, permukaan licin, tebal, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk malai, terletak di ujung batang atau di ketiak daun, bunga sempuma, berkelamin ganda, dasar kelopak berlekatan membentuk tabung, ujung bergerigi, panjang 2-3 cm, benang sari dan putik tidak tampak, mahkota berlepasan, bentuk asimetris, panjang 3-5 cm, halus, warna merah muda, berbau harum.
Buah : Bentuk elips, kecil, coklat.
Biji : Bentuk elips, kecil, lunak, putih.
Akar : Serabut,berwarna putih kehitaman.

Ekologi dan penyebaran
Merupakan tumbuhan yang umum dibudidayakan sebagai tanaman hias di kebun-kebun atau pekarangan. Tumbuh baik di daerah pegunungan pada ketinggian 1.000 m sampai 1.800 m di atas permukaan laut. Menyukai tanah yang gembur dan subur dan dapat dipanen sepanjang tahun.

Bagian yang digunakan
Daun dan bunga dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan.

Kegunaan
Obat diare, penenang dan anti-radang.

Khasiat dan pemanfaatan
I . Obat diare: daun anyelir segar sebanyak 60 gram, dicuci, direbus dengan 400 ml air sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah dingin diminum sekaligus. Lakukan pengobatan' sebanyak 3 kali sehari.
2. Obat pusing; bunga anyelir segar sebanyak 10 gram, dicuci dan dipotong kecil-kecil kemudian direndam dalam 200 ml air mendidih seiama 10 menit, disaring, setelah dingin diminum

Kandungan kimia;
Daun dan bunga anyelir mengandung alkaloida dan saponin, di samping itu bunganya juga mengandung flavonoida dan minyak atsiri.

Anyang-anyang (Elaeocarpus grandiflora J. E. Smith)

ELAEOCARPUS GRANDIFLORA J. E. SMITH

Botani

Sinonim : Elaeocarpus lanceolata BL. ; Monocera lanceolata Hassk.

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Malvales
Suku : Elaeocarpaceae
Marga : Elaeocarpus
Jenis : Elaeocarpus grandiflora J. E. Smith

Nama umum/dagang : Anyang-anyang

Nama daerah
Jawa : Anyang-anyang (Sunda) Anyang-anyang (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Pohon, tinggi 15-25 m.
Batang : Tegak, berkayu, bulat, percabangan simpodial, hijau pucat.
Daun : Tunggal, berseling, lonjong, tepi rata, ujung runcing, pangkal meruncing, panjang 10-13 cm, lebar 2-3 cm, bertangkai pendek, hijau keunguan, pertulangan menyirip, hijau pucat.
Bunga : Tunggal, di ketiak daun, kelopak berbagi, panjang 5-10 mm, hijau pucat, benang sari silindris, panjang 1-2 cm, putih, kepala sari coklat, tangkai putik silindris, putih, mahkota berbagi, putih.
Buah : Kendaga. bulat telur, berambut keras, hijau.
Biji : Bulat, diameter ± 0,3 cm, coklat.
Akar : Tunggang, putih kotor.

Khasiat
Buah Elaeocarpus grandiflora berkhasiat untuk pefancar air seni dan daun mudanya berkhasiat sebagai obat sakit borok dan bisul. Untuk pelancar air seni dipakai + 10 gram buah Elaeocarpus grandiflora yang sudah tua, dicuci dan direbus dengan 1 gelas air sampai air rebusannya tinggal setengah, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.

Kandungan kimia
Daun, buah dan kulit batang Elaeocarpus grandiflora mengandung saponin dan flavonoida, di samping itu daun dan kulit batangnya juga mengandung polifenol dan daun serta buahnya mengandung tanin.

Anuma (Artemisia annua L.)

ARTEMISIA ANNUA L.

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Marga : Artemisia
Jenis : Artemisia annua L.

Nama umum/dagang : Anuma

Nama daerah
Irian : Anuma (Irian Jaya)
Jawa : Anuma (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Terna, semusim, tinggi 30-100 cm.
Batang : Tegak, bulat persegi, berwarna hijau kecoklatan.
Daun : Majemuk, bentuk oval, lonjong, panjang 10-18 cm, lebar 6-15 cm, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi beringgir, anak daun bentuk oval, tepi bergerigi, pertulangan daun tegas, warna ungu kehijauan, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk tandan, terletak di ujung batang, panjang mencapai 30 cm, kelopak hijau, bentuk bintang, berlekuk 5, mahkota halus mengelilingi cawan bunga tempat benang sari dan putik, diameter 2-3 mm, warna putih gading.
Biji : Bentuk lanset, kecil, berwarna coklat.
Akar : Serabut, berwarna putih kekuningan.

Ekologi dan penyebaran
Merupakan tumbuhan liar di pinggir-pinggir jalan, kebun atau di hutan-hutan. Tumbuh di dataran menengah sampai pegunungan pada ketinggian 800 m sampai 2.300 m di atas permukaan laut. Berbunga pada bulan Juni-September. Waktu panen yang tepat pada bulan April-Mei.

Bagian yang digunakan
Daun, atau seluruh bagian tanaman dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan.

Kegunaan
Anti-malaria, anti piretik.

Khasiat dan pcmanfaatan
1. Obat demam: daun tanaman anuma segar sebanyak 30-60 gram, dicuci, direbus dengan 200 ml air sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah dingin diminum sekaligus, dilakukan sehari 2-3 kali.
2. Obat sakit malaria: daun tanaman anuma segar sebanyak 60 gram, dicuci direbus dengan 400 ml air sampai mendidih selama l0 menit, disaring, setelah dingin diminum 2 kali sehari pagi dan sore.

Kandungan kimia
Daun atau seluruh bagian tanaman anuma mengandung saponin, flavonoida, polifenol dan minyak atsiri.

Angsana (Pterocarpus indica Willd.)

PTEROCARPUS INDICA WILLD.

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Rosales
Suku : Leguminosae
Marga : Pterocarpus
Jenis : Pterocarpus indica Willd.

Nama umum/dagang : Angsana

Nama daerah
Sumatera : Asan (Aceh) Sena (Batak Karo) Hasona (Batak Toba) Sena (Gayo) Sana (Lampung)
Jawa : Angsana (Jawa Tengah) Sana kembang (Sunda) Sana (Madura)
Bali : Angsana
Maluku : Ingi (Seram) Lala (Ambon) Lana (Bum) Lina (Halmahera) Ligua (ternate)
Nusa Tenggara : Sana (Sasak) Nara (Bima) Ai kenawa (Sumba) Kenaha (Solor) Kalai (Alor)
Sulawesi : Tonala (Gorontalo) Yonoba (Buol) Patene (Makasar) Candana (Bugis)

Deskripsi
Habitus : Pohon, tinggi 10-30 m.
Batang : Bulat, berkayu, bercabang, putih kotor.
Daun : Majemuk, berseling, anak daun 5-13 helai, bulat, ujung runcing, pangkal tumpul, mengkilat, panjang daun 3-10 cm, lebar 2-5 cm, pertulangan menyirip, hijau muda, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk tandan, di ujung cabang dan di ketiak daun, berbulu, jingga.
Buah : Polong, bulat, pipih, bersayap, diameter ± 5 cm, berisi 2-6 biji, hijau.
Biji : Bulat, coklat.
Akar : Tunggang, bercabang, putih kotor.

Khasiat
Kulit batang Pterocarpus indica berkhasiat sebagai obat sariawan, obat mencret dan obat bisul. Untuk obat sariawan dipakai ± 5 gram kulit batang Pterocarpus indica, dipotong kecil-kecil, direbus dengan 1 gelas air selama lima belas menit, setelah dingin diperas dan disaring. Hasil saringan dipakai untuk kumur.

Kandungan kimia
Biji dan daun Pterocarpus indica mengandung saponin, Jlavonoida dan polifenol, di samping itu juga mengandung mmyak atsiri.

Anggur Laut (Coccoloba uvifera L.)

COCCOLOBA UVIFERA L.

Botani
Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sudivivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Polygonales
Suku : Polygonaceae
Marga :Coccoloba
Jenis : Coccoloba uvifera L.

Nama umum/dagang : Anggur laut

Nama daerah
Jawa : Anggur laut (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Perdu, tinggi 2-4 m.
Batang : Tegak, bulat, percabangan simpodial, beruas-ruas, putih kecoklatan.
daun : Tunggal, berseling, bulat, tepi rata, ujung dan pangkal membulat, panjang 10-20 cm, lebar 15-25 cm, bertangkai pendek, permukaan licin, pertulangan menyirip, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk bulir, di ketiak daun, tangkai silindris, panjang 10-20 cm, hijau, kelopak bentuk piala, hijau, benang sari panjang ± 5 mm, putih, tangkai putik pipih, kepala putik bulat, kuning mahkota lonjong, putih.
Buah : Buni, bulat telur, diameter 1 -2 cm, hijau kekuningan.
Biji : Bulat, diameter 5-8 mm, keras, hitam.
Akar : Tunggang, putih kotor.

Khasiat
Kulit batang dan buah Coccoloba uvifera berkhasrat sebagai Obat mencret dan obat batuk. Untuk obat diare dipakai + 10 gram buah Coccoloba uvifera yang masih muda, dicuci dan direbus dengan 1 gelas air sampai mendidih, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.

Kandungan kimia
Daun, buah dan kulit batang Coccoloba uvifera mengandung saponin, flavonoida dan tanin, dt samping itu kulit batangnya juga mengandung antrakinon.

Anggur (Vitis vinifera L.)

VITIS VINIFERA L.

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Rhamnales
Suku : Vitaceae
Marga : Vitis
Jenis : Vitis vinifera L.

Nama umum/dagang : Anggur

Nama daerah
Sumatera : Jabib (Aceh) Agu (Nias) Buwah anggur (Melayu)
Jawa : Anggur (Jawa)
Nusa Tenggara : Atar (Floras) Kuku-aek (Roti)

Deskripsi
Habitus : Semak, menjalar, tahunan, tinggi + 8 m.
Batang : Tegak, silindris, berkayu, coklat kehijauan.
Daun : Tunggal, lonjong, berseling, tepi bergigi, berambut, panjang 10-16 cm, lebar 5-8 cm, bertangkai coklat, panjang ± 10 cm, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk malai, berhadapan, kelopak bentuk mangkok, ujung rompang, mahkota lima, panjang ± 2 mm, ujung berlekatan, hijau.
Buah : Buni, bulat, hitam.
Biji : Lonjong, coklat muda.
Akar : Tunggang, putih kotor.

Khasiat
Daun Vitis vinifera berkhasiat sebagai peluruh air seni, obat syphilis, kudis, sakit kepala, dan radang tenggorokan. Untuk peluruh air seni dipakai ± 15 gram daun segar Vitis vinifera, dicuci, direbus dengan 2 gelas air selarna 15 menit, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum dua kali, pagi dan sore.

Kandungan kimia
Daun dan buah Vitis vinifera mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.

Anggrung (Trema orientalis Bl.)

TREMA ORIENTALIS BL.

Botani

Sinonim : Trema amboinense Bl. ; Celtis orientalis L.

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Urticales
Suku : Urticaceae
Marga : Trema
Jenis : Trema orientalis Bl.

Nama umum/dagang : Anggrung

Nama daerah
Sumatera : Bengkire (Aceh) Bongkoreyon (Batak) Mangkirai (Minangkabau) Kemirei (Melayu)
Jawa : Kuray (Sunda) Anggrung (Jawa) Angghrung (Madura)
Sulawesi : Dehong (Minahasa) Tayapi (Minahasa)
Maluku : Mumusut (Ambon) Rufu (Ternate) Luwi (Tidore)
Deskripsi
Habitus : Pohon, tahunan, tinggi ± 10 cm.
Batang : Tegak, silindris, berkayu, permukaan halus, percabangan simpodial, hitam kecoklatan.
Daun : Majemuk, berseling, lonjong, panjang 4,5- 9 cm, lebar 2,5-3,5 crn, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, pertulangan menyirip, tangkai silindris, panjang ± 1 cm, hijau.
Bunga : Majemuk, di ketiak daun, tangkai silindris, panjang + 0,5 cm, hijau pucat, benang sari panjang + 1 cm, kepala sari bentuk ginjal, panjang ± 0,5 cm, mahkota kecil, putih.
Buah : Buni, berisi 4-10 biji, masih muda hijau setelah tua coklat.
Biji : Bulat, pipih, putih.
Akar : Tunggang, putih kotor.

Khasiat
Daun Trema orientalis berkhasiat sebagai obat mencret dan obat batuk pada anak-anak. Untuk obat mencret dipakai ± 8 gram daun segar Trema orientalis, dicuci, direbus dengan 2 gelas air selama 25 menit, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum dua kali sama banyak pagi dan sore.

Kandungan kimia
Daun dan buah Trema orientalis mengandung saponin, flavonoida dan polifenol, di samping itu daunnya juga mengandung alkaloid.

Anggrek Tanah (Phaius tankervilliae (Ait.) BL)

PHAIUS TANKERVILUAE (AIT.) BL.

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyedoneae
Bangsa : Orchidales
Suku : Orchidaceae
Marga : Phaius
Jenis : Phaius tankervilliae (Ait.) BL

Nama umum/dagang : Anggrek tanah

Nama daerah
Jawa : Anggrek tanah (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Tema, menahun, tegak, tinggi 50-100 cm.
Batang : Semu, merupakan pelekatan pelepah daun, hijau.
Daun : Tunggal, berseling, bentuk lanset, ujung runcing, tepi rata, panjang 30-70 cm, lebar 10-15 cm, pertulangan sejajar, permukaan berkerut, hijau.
Bunga : Majemuk, di ketiak daun, tangkai bulat, panjang 50-100 cm, hijau, kelopak 5 helai, berlepasan, bentuk lonjong, ujung dan pangkal runcing, tebal, panjang 7-10 cm, lebar 1-1,5 cm, putih, mahkota 4 helai, asimetris, bagian bawah membentuk tabung, kuning coklat.
Buah : Kotak, bentuk kapsul, tepi berusuk, permukaan licin, panjang 3-5 cm, hijau.
Biji : Bulat, kecil, jumlah banyak, halus, coklat.
Akar : Serabut, berwarna putih kotor.

Ekologi dan penyebaran
Merupakan tumbuhan liar di hutan-hutan, tempat-tempat yang lembab atau kadang dibudidayakan sebagai tanaman hias. Tumbuh di tanah yang gembur dan banyak mengandung humus pada ketinggian 800 m sampai 1.800 m di atas permukaan laut. Pernbungaan dimulai pada bulan Juni dan panen sebaiknya dilakukan pada musim kemarau.

Bagian yang digunakan
Umbi dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan.

Kegunaan
Obat batuk, memperlancar peredaran darah haemostatik.

Khasiat dan pemanfaatan
1. Obat batuk: 30 gram umbi anggrek tanah segar, dicuci, direbus dengan 200 ml air sampai air rebusan tinggal setengahnya, setelah dingin diminum. Tidak dianjurkan untuk wanita yang sedang hamil.
2. Obat bengkak: 30 gram umbi anggrek tanah segar ditumbuk.halus, tempelkan pada bagian yang sakil dibalut dengan kain bersih.

Kandungan kimia
Umbi anggrek tanah mengandung saponin, kardenolin, polifenol dan antrakinon.

Anggrek Kupu (Arundina chinensis Bl.)

ARUNDINA CHINENSIS BL.

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Orchidales
Suku : Orchidaceae
Marga : Arundina
Jenis : Arundina chinensis Bl.

Nama umum : Anggrek kupu

Nama daerah
Jawa : Anggrek kupu (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Terna, menahun, merumpun, tinggi 30-100 cm.
Batang : Bulat, beralur, beruas-ruas, licin , hijau atau hijau kecoklatan.
Daun : Tunggal, berseling, pelepah memeluk batang, helaian daun bentuk pita, ujung runcing, tepi rata, panjang 15-25 cm, lebar 1-3 cm, pertulangan sejajar, permukaan kasar, kaku, hijau.
Bunga : Majemuk, di ujung batang, bentuk malai, dengan daun penumpu berbentuk segitiga, kelopak menyerupai selaput, berwarna coklat, mahkota 5 helai, 4 helai bentuk lanset, ujung runcing, panjang 3-5 cm, warna putih, mahkota di tengah bentuk menyerupai terompet, ujung bergelombang, warna ungu muda, bagian dalam ungu tua.
Buah : Kotak: bentuk kapsul, berusuk, panjang 3-5 cm, ujung dengan bekas pelekatan mahkota, hijau.
Biji : Berupa serbuk halus berwama coklat.
Akar : Serabut, warna coklat kekuningan.

Ekologi dan penyebaran
Merupakan tumbuhan liar di lereng-lereng bukit, di hutan-hutan sekunder atau kadang dibudidayakan sebagai tanaman hias. Tumbuh baik pada berbagai jenis tanah dan menyukai tempat-tempat yang sedikit ternaungi, dapal dltemukan pada ketinggian 400 m sampai 800 m di atas permukaan laut. Berbunga pada bulan Juli-Desember dan pengumpulan bahan dapat dilakukan sepanjang tahun.

Bagian yang digunakan
Daun atau bagian tanarnan dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan.

Kegunaan
Peluruhan seni dan anti radang.

Khasiat dan pemanfaatan
1. Obat infeksi saluran kemih : daun anggrek kupu segar scbanyak 30 gram, dicuci, direbus dengan 400 ml air sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah dingin diminum sekaligus sehari sekali dan sebaiknya diminum pada pagi hari.
2. Obal radang hati : daun dan batang anggrek kupu segar sebanyak 60 gram, dicuci direbus dengan 200 ml air sampai mendidih selama 10 inenit, disaring, setelah dingin diminum 2 kali sehari pagi dan sore.

Kandungan kimia
Daun dan batang anggrek kupu mengandung saponin, kardenolin, flavonoid dan polifenol.

Anggrek Tanah (Spathoglottis plicata Bl.)

SPATHOGLOTTIS PLICATA BL.

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Asterales
Suku : Compositae
Marga : Spathoglottis
Jenis : Spathoglottis plicata Bl.

Nama umum/dagang : Anggrek tanah

Nama daerah
Jawa : Anggrek congkok (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Semak, semusim, tinggi ± 60 cm.
Batang : Tegak, bulat, lunak, berbulu, batang di dalam tanah, membentuk umbi, hijau.
Daun : Tunggal, lonjong, berseling, panjang 5-8 cm, lebar 0,5-1 cm, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, pertulangan menyirip, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk tandan, di ujung batang, tangkai silindris, panjang ± 40 cm, hijau, benang sari bentuk khas, kuning berbintik coklat, serbuk sari kuning, putik bertangkai pendek, coklat, mahkota lonjong, halus, jumlah lima, ungu.
Buah :Kotak, lonjong, panjang + 5 cm, kuning pucat.
Biji : Bulat, kecil, putih kehitaman.
Akar : Serabut, coklat keputih-putihan.

Khasiat
Umbi Spathoglottis plicata berkhasiat sebagai obat radang telinga. Untuk obat radang tellnga dipakai umbi segar Spathoglottis plicata, dicuci lalu ditumbuk hingga lumat dan peras. Hasil perasan diteteskan pada telinga yang sakit.

Kandungan kimia
Umbi, daun dan akar Spathoglottis plicata mengandung polifenol, di samping itu daunnya juga mengandung saponin.

Anggrek Bongko (Pholidola chinensis Lindl.)

PHOLIDOTA CHINENSIS LINDL.

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Orchidales
Suku : Orchidaceae
Marga : Pholidota
Jenis : Pholidola chinensis Lindl.

Nama umum/dagang : Anggrek bongko

Nama daerah
Jawa : Angrek merpati, Anggrek bongkol (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Terna, epifit, tinggi, tahunan, tinggi 20-40 cm.
Batang : Bulat, alau bulat telur, diameter 2-5 cm, panjang 5-8 cm, berair atau sukulen, licin, hijau.
Daun : Tunggal, tangkai pendek, berseling, helaian daun bentuk lanset atau lonjong, panjang 10-20 cm, lebar 4-8 cm, ujung meruncing, pangkal rimcing, tepi rata, pertulangan sejajar melengkung, permukaan licin, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk bulir, di ketiak daun, kelopak bentuk oval, ujung runcing, panjang 1-2 cm, coklat, kelopak lepas, 5 helai, bentuk tidak sama, putih.
Buah : Kotak, bentuk kapsul, permukaan berusuk, panjang 2-3 cm, hijau.
Biji : Bulat, kecil, jumlah sangat banyak, halus, coklat.
Akar : Serabut, berwarna coklat kehijauan.

Ekologi dan penyebaran
Merupakan tumbuhan liar di hutan-hutan, tumbuh pada batu-batuan berlumut atau batang pohon mati yang basah, kadang-kadang dibudidayakan sebagai tanaman hias. Tumbuh baik di tempat yang terlindung dan lembab, pada ketinggian 800 m sampai 2.300 m di atas permukaan laut. Berbunga pada bulan Maret, pemanenan dapat dilakukan sepanjang tahun.

Bagian yang digunakan
Seluruh bagian tanaman dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan.

Kegunaan
Obat batuk kering (antitusif), anti radang.

Khasiat dan pemanfaatan
1. Obat batuk kering: batang anggrek bongkol sebanyak 50 gram ditumbuk halus dan diperas airnya, disaring, dan diminum sekaligus. Lakukan pengobatan 3 kali sehari, pagi, siang dan sort; hari sesudah makan.
2. Obat rematik: seluruh bagian tanaman anggrek bongkol sebanyak 60 gram, cud bersih, direbus dalam 400 ml air sampai mendidih selama 15 menit. Ilasil rebusan setelah dingin disaring, diminum sekaligus. Pengobatan dilakukan 2 kali sehari pagi dan sore.

Kandungan kimia
Seluruh bagian tanaman anggrek bongkol mengandung kardenolin, flavonoid dan polifenol.

Andong (Cordyline fruticosa (L) A. Chev.)

CORDYLINE FRUTICOSA (L.) A. CHEV.

Botani

Sinonim : Cordyline sieberi Kunth.; C. terminalis Kunth.; Colodracon jacquinii Planch.; C. terminalis Planch.; Dracaena terminalis L.; Taestsia fruticosa Merr.

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
Marga : Cordyline
Jenis : Cordyline fruticosa (L) A. Chev.

Nama umum/dagang : Andong

Nama daerah
Sumatera : Bak juang (Aceh) Linjuang (Batak) Tumjuang (Palernbang)
Jawa : Hanjuang (Sunda) Andong fJawa Tengah) Kayu urip (Madura) Andong (Jakarta)
Bali : Endong
Kalimantan : Renjuang (Dayak)
Nusa Tenggara : Endong
Sulawesi : Tabango (Gorontalo) Palili (Makasar) Panjureng (Bugis)
Maluku : Weluga (Ambon)

Deskripsi
Habitus : Pohon, tinggi ± 10 m.
Batang : Bulat, keras, bekas dudukan daun nampak jelas, bercabang, putih kotor.
Daun : Tunggal, menempel pada batang, pangkal dan ujung runcing, tepi rata, panjagn 20-60 cm, lebar 10-13 cm, pelepah 5-10 cm, pertulangan menyirip, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk malai, di ketiak daun, tangkai panjang, bulat, bercabang, daun pelindung panjang ± 1,4 cm, ujung runcing, kelopak berlaju, mahkota terdiri dari 6 daun mahkota, benangsari bertaju, menempel pada tenda bunga, tangkai putih, putik putih, kepala putik bertaju tiga, ungu.
Buah : Buni, bulat, merah mengkilat.
Biji : Hitam mengkilat.
Akar : Serabut, putih kekuningan.

Khasiat
Daun Cordyline fruticosa berkhasiat sebagai obat luka dan obat wasir. Untuk obat luka dipakai ± 10 gram daun segar Cordyline fruticosa dicuci, ditambah ± 1 gram garam, ditumbuk sampai halus, ditempelkan pada luka dan dibaiut.

Kandungan kimia
Daun Cordyline fruticosa rnengandung saponin, flavonoida dan polifenol.

Amis-amisan (Houttuynia cordata Thunb.)

HOUTTUYNIA CORDATA THUNB.

Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Piperales
Suku : Saururaceae
Marga : Houttuynia
Jenis : Houttuynia cordata Thunb.

Nama umum : Amis-amisan

Nama daerah
Jawa : Amis-amisan (Jawa Tengah)

Deskripsi
Habitus : Terna, rnenahun, melata atau tegak, tinggi 20-90 cm.
Batang : Bulat, bergerigi, beruas-ruas, dari ruas yang menempel tanah keluar akar, warna hijau keunguan.
Daun : Tunggal, dengan daun penumpu berbentuk segitiga, tangkai silindris, panjang 4-7 cm, bentuk jantung, ujung runcing, pangkal bertoreh membulat, pertulangan bentuk jala, permukaan kasar, warna hijau atau hijau keunguan.
Bunga : Tunggal, di ketiak daun atau di ujung cabang, berkelamin ganda, tanpa kelopak bunga, benangsari dan putik banyak, tersusun dalam bongkol, benangsari 3, kepala sari bersusun 3, putik 3, bentuk jarum, putih, mahkota berlepasan, 4 helai, bentuk oval, ujung membulat, pangkal runcing, panjang 0,5-1 cm, halus putih.
Buah : Bulat telur, lurus, panjang 2-3 mm, hijau.
Biji : Bulat, kecil, hitam.
Akar : Serabut, coklat kotor.

Ekologi dan penyebaran
Merupakan tumbuhan liar di tepi-tepi rawa, hutan-hutan basah atau di tepi sungai, pada ketinggian 100 m sampai 900 m di atas permukaan laut. Dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah mulai dari tanah berpasir yang ringan sampai tanah berat berliat. Berbunga pada bulan Juni-September. Waktu panen yang tepat bulan September-November.

Bagian yang digunakan
Daun, atau seluruh bagian tanaman dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan.

Kegunaan
Anti-asma. anti-bakteri dan anti-radang.

Khasiat dan pemanfaatan
1. Obat asma: seluruh bagian tanaman amis-amisan separ sebanyak 30 gram, dicuci, direbus dengan 400 ml air sampai mendidih selama 15 rnenit, disaring, setelah dingin diminum sekaligus. dilakukan sehari 2-3 kali.
2. Obat pilek: daun amis-amisan segar sebanyak 30 gram, dicuci, direbus dengan 400 ml air sampai mendidih selama 15 rnenit, disaring, setelah dingin diminum 2 kali sehari pagi dan sore.

Kandungan kimia
Daun dan batang amis-amisan mengandung saponin, kardenolin dan polifenol.

Ambre (Geranium radula Cavan.)

GERANIUM RADULA CAVAN.

Botani

Sinonim : Pelargonium odoratissimum Hort.; P. Roseum Hort.

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Geraniales
Suku : Geraniaceae
Marga : Geranium
Jenis : Geranium radula Cavan.

Nama umum/dagang : Ambre

Nama daerah
Sumatera : Daun ambre (Melayu)
Jawa : Ambre (Jawa Tengah)

Deskripsi
Habitus : Perdu, linggi ± 1,5 m.
Batang : Berkayu, bulat, permukaan kasar, berbulu, masih muda hijau setelah tua coklat.
Daun : Tunggal, tangkai 5-12 cm, berambut kasar, tepi bergerigi, ujung tumpul, pangkal berlekuk, berambut, pertulangan menyirip, panjang ± 13 cm, lebar ± 9 cm, hijau muda, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk payung, tangkai panjang 5-12 cm, kelopak lepas terdiri dari 5 helai, daun mahkota lima, bulat telur, panjang 1 - 1,5 cm, lebar 5-7 mm, benang sari sepuluh, pangkal berlekatan, bakal buah 5 ruang, merah muda.
Buah : Buni, kerucut, panjang 5-6 mm, hijau.
Biji : Kecil, putih.
Akar : Tunggang, coklat muda.

Khasiat
Daun Geranium radula berkhasiat sebagai obat rematik dan bahan baku kosmetika. Untuk obat rematik dipakai ± 15 gram daun segar Geranium radula, ditumbuk sampai lumat, kemudian dibalurkan pada bagian yang sakit.

Kandungan kimia
Daun Geranium radula mengandung saponin, flavonoida, dan tanin.di samping minyak atsiri.

Alang-alang (Imperata cylindrica Beauv.)

IMPERATA CYLINDRICA BEAUV.
Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Poales
Suku : Gramineae
Marga : Imperata
Jenis : Imperata cylindrica Beauv.

Nama umum/dagang : Alang-alang

Nama daerah
Sumatera : Rih (Batak) Alalang (Minangkabau) Lioh (Lampung) Neleleng laku (Aceh)
Jawa : Ki Eurih (Sunda) Alang-alang (Jawa) Lalang (Madura)
Bali : Ambengan
Nusa Tenggara : Re (Sasak) Re (Sumbawa) Atindalo (Bima) Witu (Sumba) Rii (Flores)
Kalimantan : Halalang
Irian : Kalepip (Kalana)

Deskripsi
Habitus : Semak, menahun, tinggi 1-1,5 m.

Batang : Lunak, bulat, pendek, beruas-ruas, pada tiap buku terdapat rambut, putih keunguan.

Daun : Tunggal, lanset, tepi rata, ujung runcing, pangkal menyempit, panjang ± 1 m, lebar ± 1,5 cm, hijau.

Bunga : Majemuk, bentuk malai, panjang 16-30 cm, benang sari dua, kepala sari putih alau ungu, tangkai putik dua, kepala putik panjang, putih keunguan.

Buah : Buni, bulat telur, berbulu, kuning.

Biji : Bulat, coklat.

Akar : Serabut, putih kotor.

Khasiat
Imperata cylindrica berkhasiat untuk peluruh air seni. Untuk peluruh air seni dipakai ± 10 gram akar segar Imperata cylindrica, dicuci dan direbus dengan 3 gelas air, hingga airnya tinggal 1 gelas, kernudian disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.

Kandungan kimia
Akar Imperata cylindrica mengandung saponin dan tanin, sedangkan daunnya mengandung polifenol.

Alamanda (Allamanda cathartica L)

ALLAMANDA CATHARTICA L.

Botani

Sinonim : Allamanda hendersoni Bull, ex Domb.

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Apocynales
Suku : Apocynaceae
Marga : Allamanda
Jenis : Allamanda cathartica L

Nama umum/dagang : Alamanda

Nama daerah
Jawa : Lame areuy (Sunda) Alamanda (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Perdu, tinggi 4-5 m.

Batang  :Berkayu, bulat, berbaring, berbuku-buku, tiap buku terdapat daun yang melingkar, empat sampai lima, bergetah, percabangan monopodial, cabang muda hijau, atas ungu, putih kehijauan.

Daun : Tunggal, lonjong, tepi ratamelipatke bawah, ujung dan pangkal meruncing, panjang 5-16 cm, lebar 2, 5-5 cm, tebal, pertulangan menyirip, hijau.

Bunga : Majemuk, bentuk tandan, berkelamin dua, di ujung cabang dan ketiakdaun, tangkai silindris, pendek, hijau, kelopak bentuk lanset, permukaan halus, hijau, benang sari tertancap pada mahkota, mahkota berseling pada lekukan, tangkai puiik silindris, kepala putik bercangap dua, kuning, mahkota bentuk terompet atau corong, permukaan rata, kuning.

Buah : Kotak, bulat, diameter + 1,5 cm.

Biji : Bentuk segitiga, masih muda hijau keputih-putihan setelah tua hitam.

Akar : Tunggang, putih kotor.

Khasiat
Daun Allamanda cathartica berkhasiat untuk penawar keracunan, Untuk penawar keracunan dipakai ±15 gram daun segar Allamanda cathartica, dicuci, direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum dua kali sama banyak selang satu jam.

Kandungan kimia
Daun Allamanda cathartica mengandung alkaloida, kulit batang dan buahnya mengandung saponin, di samping itu kulit batangnya juga mengandung tanin dan buahnya mengandung flavonoida dan polifenol.

Jumat, 11 Desember 2009

Akasia (Acacia sieberiana DC.)

ACACIA SIEBERIANA DC.
Botani

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Rosales
Suku : Leguminosae
Marga : Acacia
Jenis : Acacia sieberiana DC.

Nama umum/dagang : Akasia

Nama daerah
Jawa : Akasia (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Pohon, tinggi 15-20 m.

Batang : Tegak, bulat, putih kotor.

Daun : Majemuk, berhadapan,menyirip, lonjong, tepi rata, ujung dan pangkal tumpul, panjang 5-20 cm.lebar 1-2 cm,pertulangan menyirip, hijau.

Bunga : Majemuk, berkelamin dua, di ketiak daun, kelopak silindris, benang sari silindris, kepala sari bentuk ginjal, mahkota putih, bentuk seperti kuku, putih.

Buah : Polong, masih muda hijau setelah tua coklat.
Biji : Lonjong, pipih, coklat.

Akar : Tunggang, putih kotor.

Khasiat
Akar Acacia sieberiana berkhasiat sebagai obat demam dan obat perut mulas. Untuk obat demam dipakai ± 10 gram akar segar Acacia sieberiana, dicuci, dipotong-potong, direbus dengan 2 gelas air selama 15 menit, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum dua kali sama banyak pagi dan sore.

Kandungan kimia
Akar, daun dan buah Acacia sieberiana mengandung saponin, di samping itu daun dan buahnya mengandung flavonoida dan buahnya juga mengandung polifenol.

Akalifa (Acalypha wilkesiana Muell. Arg.)

ACALYPHA WILKESIANA MUELL. ARC.


Botani

Sinonim : Acalypha tricolor Hort. ex Seem.

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Euphorbiales
Suku : Euphorbiaceae
Marga : Acalypha
Jenis : Acalypha wilkesiana Muell. Arg.

Nama umum/dagang : Akalifa

Nama daerah
Jawa : Akalifa (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Perdu, tahunan, tinggi ± 5 m.

Batang : Tegak.berkayu, bulat, halus, percabangan simpodial, ranting berambut, coklat.

Daun : Tunggal, berseling, lonjong, tepi bergerigi, ujung meruncing, pangkal rata, berberbintik-bintik, panjang 4-17 cm, lebar 2-12 cm, pertulangan menyirip, tangkai bulat, berambut, panjang 1-2 cm, ungu.

Bunga : Majemuk, bentuk bulir, berkelamin dua, di ketiak daun.kelopak bentuk mangkok, kecil, ungu, benang sari kecil, duduk dalam gelendong sepanjang sumbu bulir, putik bertangkai, putih.mahkota bertaju, ungu, masing-masing terbagi tiga, ungu.

Buah : Kotak, beruang tiga, berambut, merah.

Biji : Bentuk ginjal, hitam.

Akar : Tunggang, coklat.

Khasiat
Daun Acalypha wilkesiana digunakan untuk membersihkan noda-noda pada kulit. Untuk membersihkan noda-noda pada kulit dipakai ± 10 gram daun segar Acalypha wilkesiana, dicuci, ditambah kapur dan gambir sedikit, dilumatkan, kemudian dioleskan pada noda-noda di kulit.

Kandungan kimia
Daun, bunga dan batang Acalypha wilkesiana mengandung saponin, di samping itu daun dan bunganya juga mengandung flavonoida dan tanin dan batangnya juga mengandung polifenol.

Air mancur (Jacobinia carnea (Lindl.) Nichols)

JACOBINIA CARNEA (LINDL.) NICHOLS


Sinonim :
Cyrtanthera magnifica Nees ;
Jacobinia magnifica (Ness) Lindau ;
Justicia camea Lindl.

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Acanthales
Suku : Acanthaceae
Marga : Jacobinia
Jenis : Jacobinia carnea (Lindl.) Nichols

Nama umum/dagang : Air mancur

Nama daerah
Jawa : Air mancur (Jawa)

Deskripsi
Habitus : Perdu, tahunan, tinggi 1-2 m.

Batang : Tegak, berkayu, beruas-ruas, hijau keunguan.

Daun : Tunggal, silang berhadapan, lonjong, tepi rata, ujung dan pangkal meruncing, pertulangan menyirip, panjang 7-25 cm, lebar 2,5-11 cm, hijau kemerahan.

Bunga : Majemuk, bentuk bongkol, berkelamin dua, kelopak bentuk taju, kepala sari bentuk ginjal, mahkota lonjong, panjang ± 0,5 cm, merah keunguan.

Buah : Kotak, bulat, putih kotor.
Biji : Bulat, kecil, putih kotor.

Akar : Tunggang, coklat.

Khasiat
Daun Jacobinia carnea berkhasiat sebagai obat penurun panas. Untuk obat penurun panas dipakai ± 15 gram daun segar Jacobinia carnea, dicuci dan direbus dengan 2 gelas air hingga airnya tinggai setengah, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum dua kali sehari pagi dan sore sama banyak.

Kandungan kimia
Daun dan bunga Jacobinia carnea mengandung saponin dan polifenol, samping itu daunnya juga mengandung flavonoida.

Adem ati (Litsea chinensis Lamk.)

LITSEA CHINENSIS LAMK.
Botani

Sinonim : Litsea sabtfera Pers.; Qlabraria tersa L.; Tetranthera roxburghii Nees.

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Ranales
Suku : Lauraceae
Marga : Litsea
Jenis : Litsea chinensis Lamk.

Nama umum/dagang : Adem ati

Nama daerah
Jawa : Huru batu (Sunda) Adem ati (Jawa Tengah)

Deskripsi
Habitus : Pohon, tinggi 6-12 m.

Batang : Berkayu, bentuk bulat, bercabang, coklat.

Daun : Tunggal, bentuk elips, berseling, panjang 19-26 cm, lebar 6-8,5 cm, berbulu halus, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, hijau.

Bunga : Majemuk, bentuk malai, di ketiak daun, daun mahkota terlepas, putih kekuningan.

Buah : Bulat, masih muda hijau setelah tua hitam.

Biji : Kecil, tiap buah berisi 1 biji, coklat.

Akar : Tunggang, coklat muda.

Khasiat
Daun Litsea chinensis berkhasiat sebagai obat penenang.
Untuk obat penenag dipakai ± 15 gram daun segar Litsea chinensis, dicuci, ditumbuk sampai lumat, kemudian ditempelkan pada dahi,

Kandungan kimia
Daun Litsea chinensis mengandung sapomn, flavonoida, tanin dan polifenol, di samping minyak atsiri

Adas anis (Clausena anisum-olens merr.)

CLAUSENA ANISUM-OLENS MERR.
Botani

Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Rutales
Suku : Rutaceae
Marga : Clausena
Jenis : Clausena anisum-ofens Merr.

Nama umum : Adas anis

Nama daerah
Jawa : Adas anis (Jawa)

Deskripsi :
Habitus : Perdu, tegak, tinggi 2-4 m.

Batang : Bulat, sedikit bercabang, permukaan kasar, berwama hitam.

Daun : Majemuk, menyirip ganjil, duduk berseling, anak daun bentuk lonjong sampai lanset, tidak simetris, ujung dan pangkal runcing, tepi bergelombang, panjang 5-8 cm, lebar 2-8 cm, pertulangan daun menyirip tegas, permukaan licin, warna hijau mengkilat, jika diremas berbau harum menyerupai buah adas.

Bunga : Majemuk, letak di terminal, di ketiak daun, bentuk malai, bunga sempurna, kelopak bentuk cawan, ujung lepas, runcing, hijau, mahkota berlepasan, berbagi 5, bentuk sendok, ujung tumpul, tebal, duduk mengelilingi cawan bunga. putik duduk di atas bakal buah, warna putih gading.

Buah : Bulat, tunggal, diameter 3-5 mm, lunak, warna putih kekuningan.

Biji : Bentuk bulat telur, keras, berwarna putih kekuningan.

Akar : Tunggang, berwama kuning kehitaman.
Ekologi dan penyebaran '
Merupakan tumbuhan asli dari Afrika Timur, di Indonesia hanya dijumpai di beberapa tempat sebagai koleksi tanaman obat. Tumbuh baik di daerah panas dengan jenis tanah yang gembur berpasir tetapi mengandung bahan organik tinggi. Berbunga pada bulan Juli-September. Waktu panen yang tepat bulan November-Januari.

Bagian yang digunakan
Daun dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan.

Kegunaan
Penghangat badan, anti-radang, anti-septik.

Khasiat dan pemanfaatan
1. Obat sakit perut: daun adas anis segar sebanyak 30 gram, dicuci, direbus dengan 200 ml air sampai mendidih selama 5 menit. disaring, setelah dingin diminum sekaligus.
2. Obat sakit kepala pusing: daun adas anis segar sebanyak. 60 gram, dicuci direbus dengan 400 ml air sampai mendidih seiama 15 menit, disaring, setelah dingin diminum 2 kali sehari pagi dan sore,

Kandungan kimia ;
Daun adas anis mengandung alkaloida, flavonoid, polifenol dan minyak atsiri.

Adas (Foeniculum vulgare mill.)

FOENICULUM VULGARE MILL.


Botani

Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa :Umbellales
Suku : Umbelliferae
Marga : Foeniculum
Jenis : Foeniculum vulgare Mill.
Nama umum/dagang : Adas

Nama daerah
Sumatera : Das-pedas (Aceh) Adas (Melayu) Adas manis (Minangkabau)

Jawa : Hades (Sunda) Adas (Jawa Tengah) Adhas (Madura)
Bali : Adas

Nusa Tenggara : Walawunga (Sumba)
Sulawesi : Rempusa (Makasar) Adase (Bugis)


Deskripsi
Habitus : Perdu, tahunan, tinggi ± 2 m.

Batang : Berlubang, beruas, beralur, percabangan monopodial, hijau keputih-putihan.
Daun : Majemuk, menyirip ganda, benluk jarum, ujung dan pangkal runcing, tepi rata. panjang 30-50 cm, lebar 15-25 cm, panjang pelepah 5-7 cm, hijau muda, hijau.

Bunga : Majemuk, bentuk payung, lumbuh di ujung balang, kelopak bentuk tabung, hijau, daun mahkota lima, kuning.

Buah : Bentuk lonjong, beralur, panjang 6-10 mm, lebar 3-4 mm, masih muda hijau setelah tua hijau keabu-abuan.

Akar : Tunggang, putih.

Khasiat
Buah Foeniculum vulgare berkhasiat sebagai obat batuk, obat perut kembung, obat sariawan dan obal haid tidak teratur. Untuk obat batuk dipakai ± 5 gram serbuk buah Foeniculum vulgare, diseduh dengan 1/2 gelas air matang panas, setelah dingin disaring. Hasil saringan ditambah 1 sendok teh madu, diaduk sampai rata diminum sekaligus.

Kandungan kimia
Buah Foeniculum vulgare mengandung minyak atsin di samping itu juga mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.