Minggu, 22 Agustus 2010

Efek Samping dari St. John Wort (Hypericum perforatum L.)

Efek Samping dari St. John Wort (Hypericum perforatum L.)

I. PENDAHULUAN
Penggunaan Hypericum perforatum telah ditemukan 2000 tahun yang lalu. Saat ini penggunaannya diaplikasikan untuk terapi depresi. Meta analisis yang telah dilakukan selama dua dekade menemukan bahwa St. John Wort lebih efektif dari pada placebo dan sama efektifnya dengan anti depresan trisiklik yang dalam jangka pendek mampu mengurangi depresi.
Baru-baru ini muncul kontroversi tentang hasil yang negative dari percobaan yang telah dilakukan. Kesemuanya menguatkan bukti mengenai efikasi dari St.John Wort.
St. John Wort digunakan secara luas di berbagai negara sebagai anti depresi. Sejumlah bukti menunjukkan adanya interaksi obat yang signifikan dengan obat-obat yang dimetabolisme oleh sitokrom P-450.
Konstituen aktif dari St. John Wort diketahui mengandung hyperforin dan adhyperforin, hypericin dan pseudohypericin, flavonoid, xanthonin, oligomeri, procyanidin, dan asam amino. Aktivitas anti depresan dari St.John Wort adalah penghambatan mediator SSRIs serotogenic (5-HT), noradrenergic, dan sistem dopaminergik sama halnya dengan reseptor GABA (gamma-aminobutiric acid) dan neurotransmiter asam amino glutamate. Aktivitas anti depresan dari St. John Wort berbeda dengan anti depresan lain. Aktivitasnya ini merupakan kombinasi dari mekanisme multiple.
Penggunaan St.John Wort direkomendasikan pada dosis yang tepat, sebab pada dosis yang tinggi dapat menghambat enzim monoamin oksidase.
Dalam uji klinik yang telah dilakukan dalam membandingkan St. John Wort dengan anti depresan lain diketahui bahwa efek samping dari St.John Wort lebih ringan hanya sekitar 2,4 persen. Efek samping yang umumnya timbul adalah gejala pencernaan, reaksi dengan kulit, fatigue dan sedasi, kecemasaan, pusing, mulut kering, dan fotosensitivitas. Dari sekian efek samping, kebanyakan kasus side effect yang terjadi adalah efek samping dermatologi dan psikiatrik. Itupun hanya pada penggunaan dengan dosis tinggi.

II. RUMUSAN MASALAH
Sejauh mana efek samping terhadap dermatologi dan psikiatrik yang sering ditimbulkan dari penggunaan St. John Wort.

III. PEMBAHASAN
Dalam penelitian dilaporkan penggunaan St. John Wort untuk dosis yang direkomendasikan untuk 1-3 bulan, efek samping yang biasa terjadi ialah gejala pencernaan, skin reaction, fatigue dan sedasi, kecemasan, pusing, dan mulut kering.Kebanyakan data meta analisis dan uji klinik menyimpulkan bahwa efek samping yang di timbulkan sedikit lebih tinggi dibandingkan placebo dan lebih rendah dibandingkan terapi anti depresan standar. Data hasil penelitian mengindikasikan hanya sekitar 1-3% dari pasien yang mengalami efek samping dari penggunaan St. John Wort.
Efek samping yang sering muncul pada penggunaan St. John Wort diantaranya efek dermatologi dan efek psikiatri.
Efek samping dermatologi yang sering timbul diantaranya alergi, fotosensitivitas, alopesia (kebotakan). Reaksi alergi yang ditimbulkan seperti ruam, gatal-gatal, dan pruritus telah dilaporkan oleh beberapa uji klinik tahun 1991-1999 terhadap penggunaan hypericin pada terapi dengan dosis 1,08 mg/hari yang menyertakan 8 juta orang, tercatat terjadi 27 kasus efek samping alergi pada kulit. efek samping dermatologi lain yang dilaporkan adalah berupa fotosensitivitas. Fotosensitivitas pada manusia dilaporkan bersifat reversible. Seorang pasien penderita itchy erythematosus lesion pada area terbuka dari kulit setelah menggunakan 240 mg/hari dari ekstrak hypericum selama 3 hari. Pada kasus lain, perasaan terbakar, erythematosus eruption terjadi 4 hari setelah terapi dengan 333 mg/hari ekstrak hypericum. Kasus lain adalah penggunaan St. John Wort secara topical dan oral menyebabkan fototoksis seperti erythematobollous dermatosis dan facial bullae yang berkaitan juga dengan ekspose sinar matahari dan UV B. Pada fase I mempelajari tentang intravena dan oral hypericin pada penderita infeksi HIV, tercatat banyak terjadi 11 kasus fototoksis pada kulit dari 23 subyek. Macam reaksi fotosensitivitas yang telah diteliti 14 dari 19 subyek penderita hepatitis C. Walaupun demikian, tidak terdapat korelasi antara fotosensitivitas dan total plasma konsentrasi hypericum pada human volunteer. Setelah mendapat single oral dengan dosis 900-3600 mg ekstrak hypericin. Laporan yang sama tercatat hanya kecil tetapi terjadi kenaikan sensitivitas yang signifikan pada sinar matahari dan UV A setelah 15 hari penggunaan 1800 mg/hari ekstrak hypericum. Efek samping dermatologi lain yang ditimbulkan adalah alopecia, atau yang sering disebut dengan gejala kebotakan. Kebanyakan terjadi pada wanita mulai usia 24 tahun dengan schizophrenia yang diterapi dengan antipsikotik olanzapine yang terjadi 5 bulan setelah augmentasi dengan 900 mg/hari St. John’s Wort.
Efek lain yang sering timbul adalah efek samping psikiatrik. Antara lain ansietas, mania, serotononin sindrom, dan psychosis. Ansietas, ketidaktenangan, insomnia telah dilaporkan merupakan efek yang ditimbulkan dari 14 efek samping psychiatric yang telah dilaporkan dalam data base WHO pada tahun 1998. Delapan laporan dari ansietas terjadi dalam sampel yang terdiri dari 3.250 subyek. Dalam uji setelah pemasaran dari 2.404 pasien, 5 pasien dilaporkan mengalami nervousness dan ansietas. Mania, mania kemungkinan diinduksi oleh St. John’s Wort telah dideskripsikan pada beberapa laporan, kebanyakan yang dibuat tiap-tiap individu ialah penyakit afektif, termasuk depresi mayor dan bipolar disorder. Barbenel et al. menjelaskan terjadinya sebuah episode mania pada seseorang berusia 28 tahun setelah 5 minggu diberi St.John’s Wort dan sentraline SSRI (50mg/hari). Fahmi mengemukakan bahwa mania diinduksi oleh StJohn’s Wort dosis tinggi pada wanita berumur 28 tahun yang tidak memiliki history mania atau hypomania dan tidak sedang menggunakan obat antidepresan. Efek lain yang mungkin terjadi ialah, serotonin syndrome. Adanya laporan mengenai kemungkinan terjadinya serotonin syndrome pada kelompok yang menjalani monoterapi dengan St.John’s Wort antara lain transient flushing, diaphoresis, hipertensi, dyspnea dan tremor pada pria dengan usia 40 tahun. Seorang wanita melaporkan terjadinya nausea, diaphoresis, kejang otot, lemah, dan naiknya denyut nadi beserta tekanan darah setelah pemberian kombinasi St.John’s Wort, kava kava dan akar valerian dosis tunggal. Efek yang juga dilaporkan ialah psikosis. Psychosis decompensation dilaporkan terjadi pada 2 orang penderita skizofrenia yang mengkonsumsi St.John’s Wort. Namun kedua pasien menghentikan pengobatan dengan antipsikotik sebelum mereka relaps atau kambuh. Pelaporan kasus yang lain menjelaskan psikotik dan kegilaan pada wanita berusia 76 tahun dengan penderita Alzheimer yang telah menggunakan St.John’s Wort selama 3 minggu.

IV. KESIMPULAN
1. St.John’s wort telah digunakan sejak 2000 tahun yang lalu sebagai antidepresan
2. Konstituen aktif dari St.John’s Wort diketahui mengandung hyperforin dan adhyperforin, hypericin dan pseudohypericin, flavonoid, xanthonin, oligomeri, procyanidin, dan asam amino.
3. Penggunaan St.John Wort direkomendasikan pada dosis yang tepat, sebab pada dosis yang tinggi dapat menghambat enzim monoamin oksidase.
4. Efek samping yang umumnya timbul adalah gejala pencernaan, reaksi dengan kulit, fatigue dan sedasi, kecemasaan, pusing, mulut kering, dan fotosensitivitas.
5. Kebanyakan kasus side effect yang terjadi adalah efek samping dermatologi dan psikiatrik. Itupun hanya pada penggunaan dengan dosis tinggi.

2 komentar:

  1. untuk memperoleh obatnya dimana?

    BalasHapus
  2. Hi so have you tried St. John's wort, by the way great to see your a Chelsea fan, I grew up next to the stadium.
    Frank

    BalasHapus

ayo tulis komentar donk