Rabu, 13 Januari 2010

Echinodermata (Teripang)

I. PENDAHULUAN
Echinodermata (dalam bahasa yunani, echino = landak, derma = kulit) adalah kelompok hewan triopoblastik selomata yang memilki ciri khas adanya rangka dalam (endoskeleton) berduri yang menembus kulit. Bentuk tubuh Echinodermata ada yang seperti bintang, bulat, pipih, bulat memanjang, dan seperti tumbuhan. Tubuh terdiri dari bagian oral (yang memiliki mulut) dan Aboral (yang tidak memiliki mulut).
Permukaan Echinodermata umumnya berduri, baik itu pendek tumpul atau runcing panjang. Duri berpangkal pada suatu lempeng kalsium karbonat yang disebut testa. Sistem saluran air dalam rongga tubuhnya disebut ambulakral. Ambulakral berfungsi untuk mengatur pergerakan bagian yang menjulur keluar tubuh, yaitu kaki ambulakral atau kaki tabung ambulakral. Kaki ambulakral memiliki alat isap. Sistem pencernaan terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Sistem ekskresi tidak ada. Pertukaran gas terjadi melalui insang kecil yang merupakan pemanjangan kulit. Sistem sirkulasi belum berkembang baik. Echinodermata melakukan respirasi dan makan pada selom. Sistem saraf Echinodermata terdiri dari cincin pusat saraf dan cabang saraf. Echinodermata tidak memiliki otak. Untuk reproduksi Echinodermata ada yang bersifat hermafrodit dan dioseus. Echinodermata bersifat dioseus bersaluran reproduksi sederhana. Fertilisasi berlangsung secara eksternal. Zigot berkembang menjadi larva yang simetris bilateral bersilia. Hewan ini juga dapat beregenerasi.
Echinodermata merupakan hewan yang hidup bebas. Makanannya adalah kerang, plankton, dan organisme yang mati. Habitatnya di dasar air laut, di daerah pantai hingga laut dalam. Echinodermata dikelompokkan menjadi lima kelas, yaitu Asteroidea, Ophiuroidea, Echinoidea, Holothuroidea, dan Crinoidea.
1. Asteroidea.

Kelas ini memiliki spesies Echinodermata yang paling banyak jumlahnya, yaitu sekitar 1.600 spesies. Asteroidea juga sering disebut bintang laut. Contoh spesies ini adalah Acanthaster sp., Linckia sp., dan Pentaceros sp. Tubuh Asteroidea memiliki duri tumpul dan pendek. Duri tersebut ada yang termodifikasi menjadi bentuk seperti catut yang disebut Pediselaria. Fungsi pediselaria adalah untuk menangkap makanan serta melindungi permukaan tubuh dari kotoran. Pada bagian tubuh dengan mulut disebut bagian oral, sedangkan bagian tubuh dengan lubang anus disebut aboral. Pada hewan ini, kaki ambulakral selain untuk bergerak juga merupakan alat pengisap sehingga dapat melekat kuat pada suatu dasar. Sistem ambulakral Asteroidea terdiri dari :
 Medreporit adalah lempengan berpori pada permukaan cakram pusat dibagian dorsal tubuh.
 Saluran cincin terdapat di rongga tubuh cakram pusat.
 Saluran radial merupakan cabang saluran cincin ke setiap lengan.
 Kaki ambulakral merupakan juluran saluran radial yang keluar.
Anggota Asteroidea memiliki kemampuan regenerasi yang sangat besar. Setiap bagian lengannya dapat beregenerasi dan bagian cakram pusat yang rusak dapat diganti. Asteroidea merupakan hewan dioseus, organ kelamin berpasangan pada setiap lengan, dan fertilisasi terjadi di luar tubuh.

2. Ophiuroidea
Ophioderma rubicundum
Terdiri dari 2.000 spesies, contohnya adalah bintang ular (Ophiothrix). Ophiuroidea (dalam bahasa yunani, ophio = ular) berbentuk seperti asteroidea, namun lengannya lebih langsing dan fleksibel. Cakram pusatnya kecil dan pipih dengan permukaan aboral (dorsal) yang halus atau berduri tumpul. Ophiuroidea tidak memiliki pediselaria. Cakram pusat berbatasan dengan lengan-lengannya. Hewan ini pun juga dapat beregenerasi.
3. Echinoidea
Strongylocentrotus purpuratus
Echinoidea yang berbentuk bola misalnya bulu babi (Diadema saxatile) dan landak laut (Arabcia punctulata). Permukaan tubuh hewan ini berduri panjang. Echinoidea memiliki alat pencernaan khas, yaitu tembolok kompleks yang disebut lentera aristoteles,fungsinya untuk menggiling makanannya yang berupa ganggang atau sisa-sisa organisme.
Echinoidea yang bertubuh pipih misalnya dolar pasir (Echinarachnius parma). Permukaan sisi oral tubuhnya pipih, sedangkan sisi aboralnya agak cembung. Tubuhnya tertutupi oleh duri yang halus dan rapat. Durinya berfungsi untuk bergerak, menggali, dan melindungi permukaan tubuhnya dari kotoran. Kaki ambulakral hanya terdapat di sisi oral yang berfungsi untuk mengangkut makanan.
4. Holothuroidea

Dikenal dengan nama timun laut atau teripang. Contoh hewan ini adalah Cucumaria sp., Holothuria sp., dan Bohadschia argus. Hewan ini tidak berlengan dan anus terdapat pada kutub yang berlawanan dari tubuhnya. Daerah ambulakral dan inter-ambulakral tersusun berselang-seling di sepanjang tubuhnya. Alur ambulakral tertutup, madreporit terdapat di rongga tubuhnya. Sebagian kaki ambulakral termodifikasi menjadi tentakel oral. Sistem respirasinya disebut pohon respirasi, karena sistem tersebut terdiri dari dua saluran utama yang bercabang pada rongga tubuhnya. Keluar dan masuknya air melalui anus.
5. Crinoidea.
Crinoidea
Hewan ini berbentuk seperti tumbuhan. Crinoidea terdiri dari kelompok yang tubuhnya bertangkai dan tidak bertangkai. Kelompok yang bertangkai dikenal sebagai lili laut, sedangkan yang tidak bertangkai dikenal sebagai bintang laut berbulu. Contoh lili laut adalah Metacrinus rotundus dan untuk bintang laut berbulu adalah Oxycomanthus benneffit dan Ptilometra australis. Lili laut menetap di kedalaman 100 m atau lebih. Sedangkan yang berbulu hidup di daerah pasang surut sampai laut dalam. Kedua kelompok tersebut memiliki oral yang menghadap ke atas. Lengannya yang berjumlah banyak mengelilingi bagian kaliks (dasar tubuh). Pada kaliks terdapat mulut dan anus. Jumlah lengan kelipatan lima dan mengandung cabang-cabang kecil yang disebut pinula. Sistem ambulakral tidak memiliki madreporit dan ampula. Crinoidea adalah pemakan cairan, misalnya zooplankton atau partikel makanan.Echinodermata dimanfaatkan oleh manusia sebagai berikut:
 Makanan.Misalnya telur landak laut yang banyak dikonsumsi di Jepang dan keripik timun laut yang banyak dijual di Sidoarjo, Jawa Timur.
 Bahan penelitian mengenai fertilisasi dan perkembangan awal. Para ilmuwan biologi sering mengggunakan gamet dan embrio landak laut.
Namun, bintang laut sering dianggap merugikan oleh pembudidaya tiram mutiara dan kerang laut karena merupakan predator hewan-hewan budidaya tersebut.
(Anonima,2009)

II. PEMBAHASAN

A. Deskripsi Teripang
Bentuk badan teripang memanjang mirip mentimun. Oleh karena itu, hewan ini biasa disebut mentimun laut atau sea cucumber. Mulut dan anus terdapat di kedua ujung badannya. Bagian punggungnya berwarna abu-abu dengan pita putih atau kekuningan memanjang secara horizontal. Bagian bawah tubuhnya berwarna putih dan berbintik-bintik hitam/gelap. Di antara ratusan spesies, hanya sekitar 13 spesies yang dapat dimakan atau digunakan sebagai obat. Mereka memiliki panjang rata-rata dari 2,5 cm sampai 30 cm.
Teripang atau ketimun laut termasuk ke dalam kelas Holothuroidea merupakan salah satu produk perikanan yag telah lama dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakat pesisir di Indonesia, dan juga sangat dikenal di Negara Eropa, Jepang, dan Amerika Serkat. Selain bernilai ekonomis, kandungan nutrisinya cukup tinggi. Kandungan protein 43,1%, lemak 2,2%, kadar air 27,1%, kadar abu 27,6%, dan kalsium, natrium, fosfor, serta mineral lainnya 1,2-16,5 %. Dipasaran internasional, teripang dikenal dengan nama teat fish, karena kandungan nutrisinya yang tingi dan sehat untuk dikonsumsi menyebabkan permintaan dunia akan komoditi ini terus meningkat dari tahun ke tahun.
Berdasarkan hasil pengamatan di beberapa lokasi penangkapan teripang, mulai dirasakan bahwa peningkatan produksi dengan cara penangkapan dari alam tidak dapat dipertahankan, karena dikhawatirkan akan merusak kelestarian sumber daya hayati ini. Untuk itu salah satu langkah yang dapat diambil dan ditempuh karena dianggap dapat meningkatkan produksi teripang, tanpa merusak kelestarian sumber daya hayati adalah usaha budidaya.
Di Indonesia ditemukan 3 genus teripang, yaitu : Holothuria, Muelleria, dan Stichopus. Ketiga genus tersebut, jenis yang banyak dieksploitasi dan bernilai ekonomis adalah : H. scabra, H. edulis, H. argus, H. marmorata, H. vacabunda, M. lecanora, S. ananas, S. chloromatus, dan S.variegatus. Dari semua jenis teripang yang bernilai ekonomis ini yang berprospek untuk dibudidayakan adalah H. scabra atau lebih dikenal dengan nama teripang pasir atau teripang putih atau teripang kapur ( teripang susu). Teripang putih ini banyak ditemukan di perairan jernih dengan dasar berpasir, hancuran batu karang dan di sekitar terumbu karang (Rustam, 2006).
Teripang pasir dapat tumbuh sampai ukuran 40 cm dengan bobot 1,5 kg. Kematangan gonad hewan air berumah dua (diosis) ini pertama kali terjadi pada ukuran rata-rata 220 mm. Seekor teripang betina mampu menghasilkan telur dalam jumlah yang sangat banyak hingga mencapai sekitar 1,9 juta butir telur. Daur hidup hewan ini dimulai dengan telur yang dibuahi yang akan menetas dalam waktu sekitar 2 hari (Anonimb, 2009).

B. Kandungan Teripang dan Manfaat Teripang
Kandungan kimia teripang basah terdiri dari 44%-45% protein, 3%-5% karbohidrat, dan 1,5% lemak. Teripang mengandung asam amino esensial, kolagen, dan vitamin E. Kandungan asam lemak penting teripang seperti asam eikosapentaenoat (EPA) dan asam dekosaheksaenoat (DHA) berperan dalam perkembangan syaraf otak, agen penyembuh luka luka, dan antitrombotik. Selain itu, teripang juga mengandung bahan aktif antihipertensi, antibakteri, antifungi (antijamur), antikanker, antikoagulan (antipenggumpal), dan lain-lainnya.
Senyawa yang biasa terkandung dalam teripang:
1. Triterpene glycoside
Triterpene biasanya hanya dapat disintesis oleh tumbuhan, hewan menggunakan kolesterol yang memiliki struktur kimia mirip dengan triterpene digunakan sebagai gantinya. Tetapi pada teripang, ternyata terdapat senyawa triterpene padahal dia masuk dalam golongan hewan. Senyawa triterpene glycoside yang terdapat dalam teripang ternyata bermanfaat sebagai anti tumor, anti jamur dan anti virus. Tujuh triterpen glikosida yang diisolasi dari teripang Holothuria leucospilota :
 Leucospilotaside A
 Leucospilotaside B
 Leucospilotaside C
 Holothurin B
 Holothurin B2
 Echinoside B
 Holothurin A
(Han, et al., 2009)


Holothurin B
Holothurin bersifat stabil terhadap panas, saponin steroid aktif yang terdapat pada cuverian organ dan jaringan lain pada mentimun laut dari Bahama Actynopyga agassizii. Bahan bioaktif yang sama juga ditemukan pada beberapa jenis mentimun laut yang lain. Berat molekul holothurin berkisar 1150. Zat ini bersifat sangat toksik bagi hewan lain dan mempunyai efek antitumor dan mempunyai sifat hemolitik kuat. Selanjutnya dikatakan, dengan beragamnya jenis mentimun laut ini maka akan menarik bio-prospektor untuk menggali kemungkinan dimanfaatkannya mentimun laut ini untuk menghasilkan zat-zat yang berguna bagi farmakologi. Percobaan penggunaan holothurin yang diambil dari cairan mentimun laut telah dilakukan oleh Fao (1990). Holothurin bersifat thermo-stabil dan digunakan sebagai anti fungi pada ikan tilapia (Anonimc, 2009).
Rajesh Kumar, dkk(2007) telah melakukan penelitian mengenai aktivitas antifungi pada glikosida triterpene dari teripang(Actinopyga lecanora). Ekstrak methanol Actinopyga lecanora memiliki aktivitas antifungi, secara signifikan menghambat C. albicans (MIC, 62.5 μg/ml), C. neoformans (MIC, 125 μg/ml), S. schenckii (MIC, 62.5 μg/ml), T. mentagrophytes (MIC, 125 μg/ml) and A. fumigatus (MIC, 31.2 μg/ml). fraksi n-butanol dari ekstrak methanol Actinopyga lecanora dibandingkan dengan fluconazole, hasil penelitian menunjukkan holothurin B yang terdapat pada fraksi n-butanol tersebut memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan Trychophyton mentagrophytes lebih tinggi dari pada fluconazole.
Penelitian lain menyebutkan bahwa ekstrak air Holothuria polii lebih aktif dibandingkan dengan ekstrak methanol Holothuria polii. Pada konsentrasi 1500 μg/well, diameter hambatan untuk kedua strain A. fumigates berkisar antara 13 sampai 15mm untuk ekstrak air dan 9 sampai 10mm untuk ekstrak methanol (Ismail, dkk., 2008).
2. Glycosaminoglycans (GAGs) (mucopolysaccharides)
Senyawa ini terdapat dalam teripang dan berguna untuk antikoagulan dan anti trombosis, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit, obat nyeri sendi dan melumasi persendian agar mudah digerakkan.
3. Neuritogenic Gangliosides
Senyawa ini terdapat pada teripang jenis Stichopus japonicus dan Holothuria serta bintang laut jenis Asterina pectinifera, Asterias amurensis dan Astropecten latespinosus. Glycosphingolipids (GSLs) terdiri atas paling sedikit satu rantai monosakarida dan terdapat pada membran plasma hewan maupun beberapa tumbuhan. Jika dalam rantai monosakarida terdapat N-acetyl neuraminic acid, maka GSL disebut sebagai gangliosides. Ganglioside banyak terdapat dalam saraf, sehingga senyawa ini dapat berperan sebagai obat sakit saraf.
4. Antimicrobial Actvity
Senyawa antimikroba terdapat pada teripang Cucumaria frondosa, bulu babi Strongylocentrotus droebachiensis, bintang laut Asterias rubensand. Extrak teripang Actinopyga miliaris, Holothuria atra and H.scabra mampu menghambat pertumbuhan bakteri Aeromonas hydrophila, Escherichia coli, Enterococcus sp, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus dan Vibrio harveyi. Senyawa ini terdapat pada kulit dan telur bulu babi.

C. Produk yang Telah Beredar
Gold-G Sea Cucumber Jelly
Komposisi: teripang emas

Khasiat:
Khasiat Sea Cucumber telah diteliti oleh para ilmuwan di seluruh dunia. Penelitian yang dilakukan di beberapa Universitas di Malaysia selama 8 tahun menunjukkan bahwa Sea Cucumber dapat melancarkan peredaran darah, mencegah penyumbatan kolesterol pada pembuluh darah, melancarkan fungsi ginjal, meningkatkan kadar metabolisme, membantu arthritis, diabetes mellitus dan hipertensi serta mempercepat penyembuhan luka, baik luka luar maupun luka dalam.
Berdasarkan hasil penelitian di berbagai Universitas di seluruh dunia, ditemukan bahwa teripang emas sangat berkhasiat sebagai obat serba guna dan sebagai antiseptik tradisional.

III. KESIMPULAN
1. Echinodermata dikelompokkan menjadi lima kelas, yaitu :
• Asteroidea : Acanthaster sp., Linckia sp., dan Pentaceros sp.
• Ophiuroidea : Ophiderma rubicundum
• Echinoidea : Diadema saxatile, Arabcia punctulata, Echinarachnius parma
• Holothuroidea : Cucumaria sp., Holothuria sp., dan Bohadschia argus
• Crinoidea.: Metacrinus rotundus, Oxycomanthus benefit, Ptilometra australis

2. Echinodermata dimanfaatkan sebagai :
- bahan Makanan.
- Bahan penelitian mengenai fertilisasi dan perkembangan awal.
3. Teripang atau ketimun laut termasuk ke dalam kelas Holothuroidea
4. Di Indonesia ditemukan 3 genus teripang, yaitu : Holothuria, Muelleria, dan Stichopus
5. Senyawa yang terkandung dalam teripang :
• Triterpene glycoside : sebagai anti tumor, anti jamur dan anti virus
• Glycosaminoglycans (GAGs) : sebagai antikoagulan dan anti thrombosis
• Neuritogenic Gangliosides : sebagai obat sakit saraf
• Antimicrobial Activity
6. Produk teripang yang telah beredar antara lain : Gold-G Sea Cucumber Jelly yang berguna untuk pengobatan melancarkan peredaran darah, mencegah penyumbatan kolesterol pada pembuluh darah, melancarkan fungsi ginjal, meningkatkan kadar metabolisme, membantu arthritis, diabetes mellitus dan hipertensi serta mempercepat penyembuhan luka.


IV. DAPUS

Antifungal activity of aqueous and methanolic extracts from the Mediterranean sea cucumber, Holothuria polii
H. Ismaila, b, S. Lemrissc, d, e, f, Z. Ben Aouna, b, L. Mhadhebia, b, A. Dellaia, b, Y. Kacema, b, P. Boironc, d, e, f and A. Bouraouia,
Journal de Mycologie Médicale / Journal of Medical Mycology
Volume 18, Issue 1, March 2008, Pages 23-26

(Antifungal activity in triterpene glycosides from the sea cucumber Actinopyga lecanora
Rajesh Kumara, Ashok Kumar Chaturvedib, Praveen Kumar Shuklab and Vijai Lakshmia, Bioorganic & Medicinal Chemistry Letters, Volume 17, Issue 15, 1 August 2007, Pages 4387-4391)
Chinese Journal of Natural Medicines
Volume 7, Issue 5, September 2009, Pages 346-350
Triterpene Glycosides from Sea Cucumber Holothuria leucospilota
Hua HANa, b, Yang-Hua YIa, , , Ling LIa, Bao-Shu LIUa, Min-Xiang PANc, Bing YANd and Xiao-Hua WANG
Anonima, 2009, Mengenal Seluk Beluk Phylum Echinodermata, tersedia online, http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/12/mengenal-seluk-beluk-phylum-echinodermata/, diakses pada tanggal 9 November 2009
Rustam, 2006, Budidaya Teripang, Makasar: Yayasan Mattirotasi
Anonimb, 2009, Pengolahan Teripang, tersedia online,http://ikanmania.wordpress.com/2007/12/30/pengolahan-teripang/, diakses pada tanggal 9 November 2009
Anonimc, 2009, Peran Teripang Di bidang Farmasea, tersedia online. http://farmasea.blogspot.com/2008/08/peran-teripang-di-bidang-farmasea.html), diakses pada tanggal 9 November 2009.

1 komentar:

  1. maaf mbak sebelumnya...
    bisa tidak diberikan website bulu babi Strongylocentrotus droebachiensis sebagai antimikroba bagi saya mbak...

    thanks before.. ^^

    BalasHapus

ayo tulis komentar donk