Selasa, 02 Maret 2010

Dracaena angustifolia Roxb. (daun suji)

1. PENDAHULUAN
A. Deskripsi Tumbuhan Suji
Suji (Dracaena angustifolia Roxb) merupakan perdu tegak atau pohon kecil dengan tinggi 6 - 8 m, sering bercabang banyak; daun memita-melanset, menyempit di bawah dasar pelepah, sangat meruncing; Pembungaan malai, bercabang, panjang lebih dari 75 cm; bunga kekuning-kuningan - putih. Buah membulat dengan 3 cuping, diameter 1,5-2,5 cm, jingga terang, 1-3 biji.
Suji tumbuh tersebar dari India, Birma (Myanmar), Indo-Cina, Cina bagian selatan, Thailand, Jawa, Filipina, Sulawesi, Maluku, New Guinea dan Australia bagian utara. Suji tumbuh subur hingga ketinggian 1000 m dpl., dan menyukai daerah pegunungan atau dekat aliran air (sumur, sungai kecil). Tanaman ini sudah banyak ditanam di pekarangan rumah penduduk dengan potongan rimpangnya atau ditanam sebagai pagar hidup, namun belum ditanam dalam skala besar atau perkebunan.
Deskripsi lengkap dari tanaman suji adalah sebagai berikut :
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
Marga : Dracaena
Jenis : Dracaena angustifolia
Nama umum/dagang : Suji
Nama daerah
Jawa : Suji (Sunda), Sujen (Jawa)
Sulawesi : Tawaang Im Bolai (Minahasa)
Maluku : Pendusta utan (Ambon), Ngose kolotidi (Temale)
Deskripsi
Habitus : Perdu, tinggi 6-8 m
Batang : Tegak, berkayu, beralur melintang, putih kotor
Daun : Tunggal.berseling, lanset.ujung meruncing, pangkal memeluk batang, tepi rata, panjang 16-20 cm, lebar 3-4 cm, pertulangan sejajar, hijau tua.
Bunga : Majemuk, di ujung cabang, bentuk tandan, putih keunguan.
Buah : Bulat, diameter ± 1 cm, hijau.
Biji : Bulat, putih bening.
Akar : Tunggang, putih kotor.
Sinonim : Pleomele angustifolia N.E. Brown
B. MANFAAT TANAMAN SUJI
Daun suji (Pleomale angustifolia) banyak digunakan sebagai bahan pewarna hijau pada makanan, kue-kue tradisional dan minuman seperti untuk pewarna hijau pada es cendol. Selain memberikan pewarna hijau, daun suji juga memberikan aroma harum yang khas. Selain berfungsi sebagai bahan pewarna daun suji juga memiliki beberapa khasiat sebagai obat. Buah untuk mengobati orang yang kurang nafsu makannya. Selain itu buah dari daun suji berkhasiat untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Penggunaanya dengan cara langsung memakan buah tersebut. Sedangkan pada daunnya berkhasiat untuk mengobati kepala yang sedang khas.
Di Maluku, dekoksi dari akar tanaman suji digunakan untuk mengatasi gonorhoe, daunnya digunakan sebagai obat luar untuk mengatasi beri-beri dan getah daun digunakan untuk menebalkan rambut. Daunnya juga digunakan untuk mewarnai minyak sayur dan menghijaukan makanan serta getah daunnya digunakan sebagai zat warna untuk mengecat. pucuk yang direbus dari tanaman Dracaena angustifolia dimakan sebagai sayuran. Tanaman ini terkenal sebagai tanaman hias dan sebagai tanaman pagar.
Daun Dracaena angustifolia juga berkhasiat sebagai obat beri-beri dan akarnya sebagai obat kencing nanah. Untuk obat beri-beri dipakai + 20 gram daun segar Dragaena angustifolia, dicuci, direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.
C. Kandungan Kimia Daun Suji
2. HASIL DAN PEMBAHASAN
Daun Suji secara tradisional digunakan sebagai pewarna hijau dalam makanan, namun dengan berkembangnya jaman dan minat masyarakat pada zat warna yang berasal dari alam maka daun Suji juga dikembangkan sebagai pewarna tekstil (batik), yang berperan sebagai pewarna hijau yaitu klorofil a dan b. Klorofil a termasuk dalam pigmen yang disebut porfirin; hemoglobin juga termasuk di dalamnya. Klorofil a mengandung atom Mg yang diikat dengan N dari 2 cincin pirol dengan ikatan kovalen serta oleh dua atom N dari dua cincin pirol lain melalui ikatan koordinat; yaitu N dari pirol yang menyumbangkan pasangan elektronnya pada Mg (pada gambar dinyatakan dengan garis putus-putus). Dalam proses pengolahan pangan, perubahan yang paling umum terjadi ialah penggantian atom magnesium dengan atom hidrogen yang membentuk feofitin ditandai dengan perubahan warna dari hijau menjadi coklat olive yang suram. Klorofil bersifat peka terhadap cahaya, suhu dan oksigen

A. Kelarutan
Klorofil alami bersifat lipofilik (larut lemak) karena keberadaan gugus fitolnya. Hidrolisis dengan asam atau klorofilase terhadap gugus tersebut akan mengubahnya menjadi turunan klorofil yang larut air (hidrofilik), antara lain klorofilid dan klorofilin. Secara in vitro, penyerapan klorofilin 6-9 kali lebih besar dibanding klorofil alami. Penelitian mengenai stabilitas serbuk daun Suji dalam berbagai konsentrasi pelarut etanol (0%, 9.6%, 19.6%, 28.8%), menunjukkan bahwa konsentrasi 0% etanol dalam air adalah yang paling stabil. Sebab mengandung 2.90% klorofil total (klorofil kompleks). Telah dibandingkan efektivitas pengekstraksian zat warna alami dari daun suji (Pleomele angustifolia (Roxb.) N.E.Brown) menggunakan berbagai pelarut ekstraksi. Simplisia diekstraksi secara maserasi menggunakan empat pelarut (n-heksan, aseton 80 %, etanol 95 % dan metanol). Rendemen ekstraksi terbesar 27,4 % yang dihitung berdasarkan ekstrak kering yang diperoleh terhadap simplisia kering diperoleh dari pelarut aseton 80 %. Pada keempat ekstrak tersebut mengandung klorofil dan klorofil terbanyak diperoleh dari pelarut aseton 80 % berdasarkan serapannya.
B. Suhu dan pH
Stabilitas serbuk terhadap suhu dan pH menunjukkan bahwa warna masih stabil dalam suhu 100°C, pada pH 8.0 lebih stabil daripada range pH 3.0-5.0 dan pH 11.0-12.0. Sebab pada suasana asam, atom Mg akan diganti dengan atom H sehingga terbentuk senyawa yang disebut Feofitin yang berwarna kecoklatan. Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan terbukti bahwa bila air rebusan yang mengandung klorofil dengan pH 10 pada suhu 24°C sampai 95°C kandungan klorofil mengalami penurunan sekitar 40,47 %, pH 11 pada suhu 24 °C sampai 95 °C mengalami penurunan klorofil 46, 47% dan pH 12 pada suhu 24°C samapai 95°C mengalami penurunan 39,04 %. Sedangkan tanpa menggunakan kapur sirih kandungan klorofil mengalami penurunan sekitar 21,99 %, namun yang menarik di sini adalah warna hijau yang menggunakan kapur sirih cenderung lebih stabil bahkan sampai suhu 95 °C, ini membuktikan bahwa kandungan kalsium yang dimiliki kapur sirih mampu mempertahankan klorofil agar tidak terbentuk feofitin. ekstrak daun suji (Pleomele angustifolia) digunakan sebagai pewarna alami tanpa menimbulkan residu. Tetapi klorofil daun suji bersifat tidak stabil, untuk mengatasinya perlu digunakan jenis bahan penstabil klorofil yang cocok yaitu asam sitrat dan soda kue. Proses lain seperti blanching juga perlu diterapkan dalam ekstraksi karena dengan adanya blanching akan menghambat kerja dari enzim klorofilase sehingga tidak terjadi degradasi warna. Kadar total klorofil dan kapasitas antioksidan ekstrak suji menurun selama penyimpanan selama 1 bulan pada suhu refrigerasi
C. Fotooksidasi
Semakin lama waktu penyinaran, maka absorbansi pigmen menjadi semakin rendah. Pencampuran kurkumin dengan klorofil dapat meningkatkan kestabilan klorofil a maupun klorofil b terhadap fotooksidasi. Penambahan antioksidan asam askorbat 0.1% (b/v) ke dalam ekstrak suji mengakibatkan menurunkan intensitas warna hijau, namun intensitas warna hijau ekstrak ini lebih stabil selama penyimpanan dibandingkan ekstrak suji tanpa penambahan asam askorbat. Kadar total klorofil juga menunjukkan pola yang sama, sehingga diduga penambahan asam askorbat dapat membantu mempertahankan kestabilan klorofil ekstrak suji dalam perlakuan penyimpanan yang diberikan.
DEGRADASI KLOROFIL



3. KESIMPULAN
4. DAFTAR PUSTAKA

1 komentar:

ayo tulis komentar donk