pengaruh sinar UV pada kopigmentasi

Pengaruh sinar UV pada efek kopigmentasi
Pada percobaan dengan menggunakan pigmen cyanidin dengan beberapa kopigmen
kopigmen Δλ (nm) ΔA
Before After 1 h UV Before After 1 h UV
Flavones 21,4 23,3 0,467 0,637
QSA 14,9 16,1 0,294 0,506
NaMSA 5,5 6,9 0,107 0,332
Tannic Acid 3,8 5,1 0,0817 0,323
Chlorgenic Acid 2,5 3,9 0,0557 0,272

Komplek flavon cyanidin-Scutellaria menunjukkan jarak copigmentasi yang lebih besar dari kompleks yang lain. Setelah 1 jam penyinaran sinar UV, peningkatan bathocromic shift dan efek hiperkromik ditemukan disetiap larutan. Hasil ini menunjukkan bahwa Scutellaria baicalensis Georgi menonjol diantara copigment lain.
QSA,NaMSA, asam tanat dan asam klorogenat memberikan efek hiperkromik rendah. 1.6-,4.4-, 5.8-, 8.5-fold lebih rendah secara berturut-turut dibandingkan flavon Scutellaria baicalensis.
Kucharska et. al., (1998) sebelumnya sudah mempelajari pengaruh sinar UV pada stabilitas kompleks cyaniding-copigment. Mereka menemukan bahwa keberadaan copigment dalam larutan antosianin akan menghambat pengaruh degradasi sinar UV dalam stabilitas antosianin. absorbansi akan turun seiring dengan meningkatnya waktu penyinaran, pada semua pH dengan panjang gelombang 525 nm.
Flavon Scutellaria dalam percobaan digunakan sebagai copigmen, dia dapat mencegah degradasi UV dan menstabilkan cyaniding dengan lebih baik dibandingkan copigmen yang lain, yang dihasilkan pada kenaikan tertinggi absorbansi 525nm, khususnya pada pH 3,5, khas untuk buah dan produk buah.
Ini sesuai dengan data yang dilaporkan oleh Kucharska et al., (1998) yang menemukan bahwa flavon di Scutellaria baicalensis Georgi itu mendominasi dibandingkan copigment lain.

Sumber : akar Scutellaria baicalensis (Baikal Skullcap)
(herba asli China)
Sinonim : Scutellaria macrantha
Klasifikasi :
Kingdom Plantae

Divisio Angiosperms

Sub divisi Eudicots

Class Asterids

Ordo Lamiales

Family Lamiaceae

Genus Scutellaria


Species: S. baicalensis